Objek Wisata Banjir Wisatawan, Pantai Kuta Jadi TPA Sampah

Sabtu, 02 Januari 2016 – 04:20 WIB
ILUSTRASI. FOTO: Yessy Artada/JPNN.com

jpnn.com - GIANYAR – Liburan awal tahun benar-benar dimanfaatkan masyarakat untuk melepas. Beberapa objek wisata di Gianyar, misalnya. Sejak pagi, wisatawan lokal memadati berbagai objek wisata di Kota Seni.

Pantauan Bali Express (Grup JPNN.com), beberapa objek wisata yang ramai di antaranya Monkey Forest Ubud. Tidak itu saja. Objek-objek wisata baru yang mulai muncul ke publik pun turut ramai dikunjungi, seperti objek wisata Air Terjun Goa Rangreng di Banjar Gitgit, Desa Bakbakan.

BACA JUGA: Diincar Teroris, Gili Trawangan Diisolir

Sejak pagi, parkir objek wisata air terjun Goa Rangreng dipenuhi kendaraan para wisatawan. Bahkan berjubelnya kendaraan roda empat, tampak mengular di jalan raya yang menghubungkan Desa Bakbakan dengan Kelurahan Beng tersebut. Menjelang sore, makin banyak wisatawan yang hendak menikmati keindahan air terjun Goa Rangreng. “Hari ini memang cukup ramai, bahkan jauh lebih ramai dibanding hari biasa. Mungkin karena sekarang hari libur tahun baru,” ucapnya.

Sebenarnya, keramaian langsung tampak di kawasan air terjun yang berada di ujung goa. Sebanyak empat bale alami yang dibuat pengelola objek wisata dipenuhi pengunjung yang ingin menyaksikan keindahan air terjun dari posisi yang lebih tinggi.

BACA JUGA: Pria Paruh Baya Nekat Bunuh Diri di Pelabuhan Merak

Kondisi yang sama juga tampak di areal air terjun yang dialiri sungai Tukad Cangkir itu. Sebagian wisatawan yang dominan warga lokal Bali itu terlihat mencicipi air terjun ini dengan mandi bersama-sama. Ramainya pengunjung itu tampak dipantau serius para petugas.

Mengingat cukup rawannya air terjun tersebut bagi para pengunjung yang mandi di bagian atas. Menurut Nengah Sudirtana, salah seorang pengunjung asal Denpasar. Jadwal liburannya kemarin bersama keluarga memang secara khusus mengunjungi objek wisata yang ada di Gianyar. Karena selain pada pagi hingga siang hari, dia berkunjung ke salah satu kebun binatang di Gianyar. Sore harinya dia bersama istri dan tiga anaknya menyambangi Air Terjun Goa Rangreng.

BACA JUGA: Sedang Cari Rumput Lihat Ada yang Telanjang, Ternyata....

“Ternyata disini tempatnya bagus. Saya sempat baca di koran, ternyata memang masih alami. Apalagi bisa langsung mandi,” katanya singkat.

Objek wisata lain yang dibanjiri wisatawan adalah desa wisata Penglipuran, Bangli. Sejak pagi, ribuan wisatawan domestik maupun mancanegara memadati areal wisata. Padatnya pengunjung yang mengunjungi Desa Penglipuran menyebabkan kawasan penglipuran overload. Kendaraan roda empat kesulitan mencari tempat parkir. Dampaknya, arus lalu lintas sempat tersendat. Apalagi, banyak pengunjung yang nekat parkir di luar areal parkir yang disediakan pengelola. Pengelola objek wisata desa Penglipuran, Nengah Moneng, mengaku kenaikan kunjungan pada libur awal tahun, cukup signifikan.

“Kebanyakan wisatawan domestik yang datang. Kami perkirakan jumlah wisatawan yang berkunjung ke desa Penglipuran berjumlah ribuan,” paparnya.

Maryanto, wisatawan asal Jakarta menjelaskan dirinya beserta keluarga memilih berkunjung liburan ke desa wisata Penglipuran karena sebelumnya hanya mengetahui dari internet dan berita mengenai keberadaan desa wisata tersebut.

“Saya mau lihat kecantikan objek wisata desa Penglipuran ini seperti apa? Maklum, sebelumnya hanya tahu lewat internet. Sekarang saya bisa lihat langsung betapa unik dan indahnya desa wisata ini,” tuturnya.

Bukan hanya di Gianyar dan Bangli saja objek wisata jadi sasaran wisatawan pada libur awal tahun kemarin. Hampir semua objek wisata di Bali kemarin dipadati wisatawan. Tak terkecuali dengan ikon pariwisata Bali, Pantai Kuta. Meski malam sebelumnya ribuan wisatawan tumplek blek di Pantai Kuta untuk menikmati malam pergantian tahun, namun pagi kemarin, ribuan wisatawan kembali membanjiri pantai Kuta. Hanya satu problem di Pantai Kuta. Tumpukan sampah. Wajar, Pantai Kuta tak ubahnya tempat pembuangan akhir (TPA) sampah.

Celakanya lagi, sampah sisa perayaan malam tahun baru ini adalah sampah plastik yang sulit diuraikan. Misal sampah terompet, dan sisa kertas pembungkus makanan. Masalah semakin berat saat petugas Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) datang agak siang.

Kepala DKP Badung, Putu Eka Merthawan mendata, sampah sisa malam tahun baru totalnya mencapai 50 ton. Khusus di Pantai Kuta diperkirakan mencapai 15 ton. Sampah malam tahun baru yang dikumpulkan DKP ini tersebar dititik objek wisata dan pusat keramaian lainnya. Untuk di kawasan Kuta pusat keramaian antara lain di monument Ground Zero, begitupun di sepanjang pantai Kuta.

Sementara untuk sampah sehari-hari, menembus angka 215 ton untuk hari kemarin saja. “Kalau untuk sampah pesta tahun baru saja sekitar 50 ton. Itu sudah ditambah sampah dari hotel. Kami siapkan tiga loader dan beberapa truk pengangkut sampah,” papar Merthawan kemarin (1/1).

Merthawan mengaku pusing karena Pejabat asal Sempidi, Mengwi, itu juga harus menangani sampah kiriman dari tengah laut. Untuk mengatasi darurat sampah, DKP menerjunkan sedikitnya 1.000 personel.

“Petugas yang menangani sampah di pantai berjumlah 150 orang, sedangkan selain pantai tersebar sekitar 850 orang personel di seluruh Badung,” papar Merthawan. (wid/san/rdr/agr/mus/fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kasus Pemerkosaan dan Narkoba Melonjak


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler