Odoreader Mampu Deteksi Kanker dalam Urine

Rabu, 10 Juli 2013 – 18:30 WIB
LONDON--Para ilmuwan Inggris membuat alat yang dapat mendeteksi adanya kanker kandung kemih hanya melalui sampel air kencing seseorang. Alat itu menggunakan sensor untuk mendeteksi bahan kimia berupa gas yang ditemui bila terdapat sel kanker. "Uji coba awal menunjukkan hasil yang cukup akurat," kata Profesor Chris Probert dari Universitas Liverpool seperti dilansir cbs (9/7).

Setiap tahun sekitar 10 ribu orang di Inggris didiagnosa terkena kanker kandung kemih. Kanker ini juga membunuh lebih dari 15 ribu orang Amerika setiap tahun dan diperkirakan menyebabkan sekitar 73 ribu kasus kanker baru pada 2013.

Para peneliti melaporkan mereka telah mengembangkan "perangkat aroma" yang disebut Odoreader yang terbukti menjadi cara cepat dan dapat diandalkan untuk mengendus kanker dalam urin pasien sebelum menjadi masalah serius.

Menurut American Cancer Society, lebih dari 500 ribu penderita kanker kandung kemih tinggal di AS. Sembilan dari 10 yang terkena dampak adalah berumur 55 tahun atau lebih tua.

"Ini adalah penyakit yang jika tertangkap dini, dapat diobati secara efektif, tapi sayangnya kita tidak memiliki metode skrining awal selain diagnosis melalui tes urin pada tahap mulai menjadi masalah," lanjutnya.

Sebagian besar kasus kanker kandung kemih dimulai pada sel-sel yang melapisi bagian dalam kandung kemih. Hal ini dapat menyebabkan gejala seperti adanya darah dalam urin, sering atau sakit saat buang air kecil, nyeri punggung dan panggul.

Para dokter berupaya mencari cara mendeteksi kanker jenis ini sedini mungkin karena lebih memungkinkan untuk disembuhkan. Dalam uji coba sebelumnya menunjukkan anjing dapat dilatih untuk mencium bau sel kanker.

Profesor Chris Probert dari Universitas Liverpool dan Profesor Norman Ratcliffe dari Universittas West of England, mengatakan alat baru ini dapat melacak bau kanker. "Alat ini dapat membaca gas dari urine bila sample dipanaskan," kata Profesor Ratcliffle.

Para pakar menguji alat mereka dengan menggunakan 98 sample air seni, 24 di antaranya dari pria yang terkena kanker kandung kemih dan 74 dari pria mengalami gangguan kandung kencing namun bukan kanker.

Profesor Probert mengatakan hasil itu sangat memberi harapan namun ia menambahkan, "Kami perlu meneliti sampel dari pasien lain untuk menguji alat lebih lanjut sebelum dapat digunakan di rumah sakit-rumah sakit," katanya.(esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Armada Baru Garuda Dibolehkan Dipasangi Wi-Fi

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler