BACA JUGA: Jaringan Media Terbesar, Terluas, dan Terbukti
Lebih banyak yang off the record daripada yang bisa ditampilkan secara lugas di mediaKETUA Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum misalnyaLebih dari lima kali mengatakan, ”Yang ini bukan untuk konsumsi berita!” Forum pun menghormati statemen yang dianggap sensitif dan diminta tidak dikorankan itu
:TERKAIT Tujuannya, pemimpin redaksi-pemimpin redaksi itu menjadi paham sepaham-pahamnyaTidak sepotong-sepotongTidak lagi bisa dipelesetkan oleh anak buahnya di lapanganTidak gampang didramatisir oleh pihak-pihak yang hobi memanfaatkan situasiUjung-ujungnya, informasi yang disampaikan ke masyarakat semakin valid, riil, tidak mengada-ada, dan mendekati objektivitasKarena publik juga makin pintar, pembaca makin kritis, mereka makin tidak percaya dengan hal-hal yang tidak masuk akal
Kalimat off the record juga berulang kali keluar dari Karen Agustiawan, Dirut Pertamina yang juga hadir di Forum PemredOrang nomor satu di Pertamina ini tidak mau menyinggung sana-siniTidak mau jadi korban polemik yang tak berkesudahanSoal tabung gas LPG 3 kilogram misalnya, ada banyak hal yang masyarakat perlu tahu, tetapi karena komitmen ”tidak boleh dipublish”, media pun harus lebih hati-hati
Karen mempresentasikan, bahwa job describtions Pertamina itu hanya dua halPertama pengisian gasKedua, distribusi, titikSosialisasi ke pelanggan, konsumen, ada lembaga lain yang lebih bertanggung jawabSoal pembuatan tabung melon yang standar, pembuatan selang, dan segala asesori-nya, juga ada lembaga lainYang menertibkan perdagangan asesoris juga lembaga lain”Tapi saat ada masalah begini, kok hanya kami seolah-olah yang dipersalahkan,” curhat Karen Agustiawan, di Forum Pemred itu
Bahkan, lanjut Karen, Pertamina selama ini sudah melakukan sosialisasi sendiri ke masyarakatZaman Orde Baru dulu, sosialisasi itu bisa langsung sampai ke rumah-rumah pendudukMisalnya, KB Lingkaran Biru, Sensus Penduduk, dllMedia juga cukup sadar, jika fakta-fakta riil itu terekspose, tekanan ke tokoh yang jujur apa adanya itu malah semakin kencang”Tapi saya senang bisa curhat ke Forum Pemred JPNN ini,” aku Karen
Berbeda dengan Dahlan Iskan, Dirut PLN yang tampil di hari pertamaLebih dari 2,5 jam, dia dibombardir dengan fakta-fakta dari daerah tempat masing-masing pemred itu bertugasDari Aceh, Pematang Siantar, Bengkulu, Riau, Batam, Kaltim, Kalsel, Kalbar, Ternate, Sulut, Sultra, Makasar, Lombok, Banten, Papua, dan masih banyak kota lagi yang berebut mic untuk melaporkan apa yang terjadi di daerahSeolah, mereka sedang menguji dirut PLN baru, secepat apa menuntaskan problem-problem mendasar listrik di negeri ini"
Sembilan puluh persen pertanyaan langsung dijawabSembilan persen, dia jawab, setelah malam itu juga konfirmasi ke direksi dan GM yang menanganinyaSatu pertanyaan dijawab sehari sesudahnya melalui SMS ke Ketua Forum Pemred JPNN, Don Kardono”Soal byar pet di Pematang Siantar tadi malam, ternyata karena ada warga yang marah, karena rumahnya diputus, tidak bayar listrik, sudah dilaporkan Polsek, lalu ngamuk merusak jaringan, terima kasih!” Rupanya, forum ini juga sangat efektif memberikan kontribusi ”pengawasan” kepada PLN agar menjadi lebih baikSampai-sampai, Dahlan Iskan belum mendapat laporan GM-nya di Ternate, Maluku Utara sana, tetapi sudah di up date oleh Pemred Malut Post
Dahlan juga blak-blakan soal apakah setiap kasus-kasus di PLN itu akan diblow up atau tidak" ”Terserah kalianSemua informasi itu penting kok buat saya! Soal kasus Ternate yang gensetnya rusak, saya langsung bisa ambil kesimpulan dengan dua pertanyaanApakah GM-nya sudah tua" Apakah istrinya tidak tinggal satu kota?” tuturnya(don/bersambung)
Redaktur : Tim Redaksi