Ogah Pulang, Takut Ayah yang Berkelakuan Bejat

Sabtu, 01 April 2017 – 00:32 WIB
Ilustrasi Foto: pixabay

jpnn.com, SIJUNJUNG - MS,19, warga Kecamatan Kamangbaru, Kabupaten Sijunjung, Sumbar, menjadi budak nafsu ayah kandung selama delapan tahun.

Hingga kini korban masih mengalami trauma berat. MS tak bersedia kembali ke rumahnya dan memilih tinggal bersama keluarganya yang lain.

BACA JUGA: Tak Bisa Berenang Nekat Mencemplung ke Ciliwung, Bocah SMP Hanyut

Pekerja Sosial (Peksos) Kementerian Sosial RI yang bertugas di wilayah Sijunjung, Winda, menyebutkan, MS tidak ingin kembali ke rumah orangtuanya karena ketakutan.

Korban selalu teringat akan perbuatan ayah kandungnya yang menjadikannya budak nafsu selama delapan tahun.

BACA JUGA: Gara-gara Nebang Ranting Pohon, Nawawi Mati

”Informasi dari keluarganya, korban memang tidak ingin kembali ke rumahnya, karena takut teringat lagi dengan sang ayah. Korban saat ini masih sangat trauma,” tutur Winda kepada Padang Ekspres (Jawa Pos Group) kemarin (31/3).

Kanit 2 PP Polres Sijunjung Bripka Sepman Hadi mengaku khawatir terjadi hal-hal yang tak diinginkan terhadap korban, jika persoalan tersebut tak segera ditanggapi serius.

BACA JUGA: Jambret Tas Septi di Kemang, 2 Pemuda Dikeroyok Warga, Satu Tewas

”Delapan tahun penderitaan yang dialami korban, bukan hal yang mudah untuk dilupakan. Ini sangat membutuhkan perhatian secara serius dari seluruh pihak. Terutama pemerintah daerah, dalam hal ini Dinas Sosial,” ucapnya.

Ketua Komisi III DPRD Sijunjung, Daswanto mengaku prihatin dengan informasi tersebut.

Pihaknya akan mendesak pemerintah daerah melalui dinas terkait untuk mencarikan solusi terbaik guna menghilangkan trauma korban.

Daswanto mengatakan, Komisi III sebelumnya juga sudah melakukan rapat koordinasi lintas sektoral seperti Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Polres Sijunjung serta instansi terkait lainnya.

Disebutkan Daswanto, tidak hanya dirinya, tetapi secara lembaga DPRD Sijunjung juga sudah sangat prihatin dengan semakin meningkatnya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Terutama kejahatan seksual terhadap anak di bawah umur.

Kondisi ini sudah sangat layak untuk ditanggapi secara serius oleh semua pihak, terutama pemerintah daerah dan DPRD.

“Kasus yang ditangani oleh Satreskrim Polres Sijunjung Unit Perlindungan Anak dan Perempuan (PPA) dalam dua bulan terakhir ini meningkat yaitu sebanyak 10 kasus. Yang melibatkan perempuan dan anak di bawah umur sebagai korban dan pelakunya, bahkan yang lebih membuat kita prihatin adalah kasus seorang anak yang dijadikan budak nafsu selama 8 tahun oleh ayah kandungnya sendiri, kondisi ini harus tanggapi secara serius,”ujar Daswanto.

Menurutnya, sebelum berdampak buruk bagi para korban, tentunya pemerintah daerah harus bergerak cepat mengambil langkah-langkah yang diperlukan.

Baik itu pencegahan, penanganan, serta pemulihan kondisi mental dari korban kejahatan tersebut.

Terutama bagi para korban kejahatan seksual yang mengalami trauma berat dan membuat kondisi mental si korban menjadi terganggu.

Seperti diberitakan, Sy, 42, warga Kecamatan Kamangbaru, yang bekerja sebagai buruh sawit tega menjadikan putri kandungnya sendiri sebagai pelampiasan nafsu bejatnya selama delapan tahun.

Kejadian pilu tersebut berawal sekitar tahun 2009 lalu. Saat itu, sang ayah tanpa belas kasihan mencabuli anaknya tersebut saat rumahnya sedang sepi.

Sebagai anak, korban hanya bisa menangis dan diam tanpa berani bercerita pada ibunya.

Terbongkarnya peristiwa tersebut saat korban tengah mengikuti praktek kerja industri di Kabupaten Solok.

Saat itu dirinya bercerita melalui pesan singkat kepada sepupunya yang berinisal HD, 26.

Dalam pesan singkat tersebut korban mengungkapkan tidak mau pulang ke rumahnya karena takut pada sang ayah.

Kepada sepupunya korban kemudian menceritakan dari awal pengalaman pahit yang dialaminya sejak masih kecil.

Pengakuan tersebut sontak membuat sepupunya, inisial HD, terkejut dan marah.

HD kemudian menceritakan pengakuan korban kepada ibu kandung korban, SW, 42.

Pengakuan tersebut membuat keluarga korban, terutama SW marah dan benci kepada pelaku, meski pelaku adalah suami sahnya. (hnd)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Astaga, Lift Jatuh dari Lantai 12 di Shenyang, Begini Kondisi Belasan Penumpangnya


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler