Oh Sejuknya Dialog Pengembangan Ekowisata Bersama KLHK

Sabtu, 17 Februari 2018 – 11:51 WIB
KLHK menggelar dialog Rainy Camp: Accoustic Music and Film Festival di kawasan Taman Wisata Alam Gunung Pancar. Foto: KLHK

jpnn.com, BOGOR - Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Humas KLHK), Djati Witjaksono Hadi mengatakan, pengembangan pemanfaatan jasa lingkungan merupakan target pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan ke depan, khususnya di bidang wisata alam (ekowisata).

Djati mengungkap hal ini saat berdialog dengan para komunitas lingkungan di Bogor, 14 dan 15 Febuari kemarin.

BACA JUGA: 1 Anggota Manggala Agni Terluka, Menteri Siti Ikut Berduka

Berbalutkan tema Rainy Camp: Accoustic Music and Film Festival, sejumlah perwakilan berbagai komunitas hadir dalam acara yang digelar di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Pancar, Provinsi Jawa Barat.

Djati menambahkan, pengembangan wisata alam di kawasan konservasi tetap diiringi dengan upaya perlindungan dan rehabilitasi di kawasan yang sudah terdegradasi. “Kami (KLHK) juga terus berkoordinasi aktif dengan instansi terkait bidang pariwisata,” tuturnya.

BACA JUGA: KLHK Padamkan Karhutla di Sumatera dari Darat dan Udara

Hal ini juga dibenarkan oleh Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat, Sustyo Iriyono. Dia menyampaikan, meskipun masih ditemukan beberapa kendala dalam pelaksanaannya, jasa lingkungan wisata alam masih menjadi potensi besar bagi kawasan konservasi di Jawa Barat, sehingga pihaknya akan terus melakukan pengembangan-pengembangan.

BACA JUGA: Mengenal Lebih Dekat Masyarakat Peduli Api

Dalam kegiatan ini, para peserta mengikuti agenda Ngobrol Pintar (Ngopi) bersama para tokoh, dan Nonton Bareng (Nobar) film-film bertemakan lingkungan, selain merasakan keindahan dan kesejukan kawasan TWA Gunung Pancar Bogor, dan bermalam di tenda.

Apipudin, perwakilan komunitas Raptor Indonesia, merasa senang bisa mengikuti kegiatan ini. Sebagai komunitas pemerhati satwa liar elang, ia menjelaskan bahwa programnya tidak hanya tentang mengurus elang, tetapi juga pemberdayaan masyarakat.

“Kami juga bekerja sama dengan Taman Nasional (TN), dan setiap tahunnya itu ada pengkaderan atau kader konservasi. Jadi lebih kepada sosialisasi bagaimana cara menjaga alam, karena jika alamnya tidak dijaga maka alampun tidak akan terjaga,” ujarnya.

Kepedulian terhadap kebersihan lingkungan juga disampaikan oleh Nusantari dari Trashbag Indonesia. Sebagai komunitas yang aktif melakukan kegiatan bersih sampah di gunung, Nusantari kerap mengajak publik untuk ikut serta melakukan aksi bersih sampah saat berwisata di alam.

Bergerak dalam bidang yang sama, Andi Sudirman, perwakilan Komunitas Peduli Ciliwung, juga menuturkan, komunitasnya terus melakukan aksi bersih sampah di Sungai Ciliwung, serta monitoring terhadap tinggi muka air di Bendungan Katulampa Bogor, sebagai antisipasi potensi banjir.

Sementara Sugeng dari komunitas Bike To Work Indonesia, menyampaikan harapannya agar KLHK dapat terus mendorong terwujudnya hutan kota, untuk mendukung penyediaan udara bersih dan pengurangan polusi. Tidak ketinggalan, ia juga mengajak para peserta untuk dapat mengurangi kemacetan di kota dengan menggunakan alat transportasi sepeda.

Selain Tim Komunikasi KLHK, turut hadir dalam acara ini, tokoh pemberdayaan masyarakat di TN Gunung Ciremai, Ufik Miftahurrohman, praktisi media Islaminur Pampesa, dan perwakilan Koalisi Pejalan Kaki, komunitas pendongeng. (adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Manggala Agni Lakukan Berbagai Langkah Antisipasi Karhutla


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Menteri Siti   KLHK  

Terpopuler