jpnn.com, SUMSEL - Hujan lebat yang mengguyur berbagai daerah di Sumsel, kemarin (18/10), menimbulkan sejumlah kerusakan.
Seperti melanda Kabupaten OKI dan Kota Lubuklinggau, Sumsel, dilanda banjir dan angin puting beliung, kemarin (18/10).
BACA JUGA: Puting Beliung Terjang Pemukiman Warga
Akibatnya, rumah-rumah warga dan fasilitas umum mengalami kerusakan. Bahkan, ada rumah rakit yang hanyut.
Irawan (42), warga Kecamatan Pedamaran 6, OKI, menuturkan, hujan lebat disertai petir mulai terjadi sekitar pukul 17.00 WIB. Disusul setengah jam kemudian, petir menggelegar dan angin puting beliung.
BACA JUGA: Keracunan Asap Genset, Satu Keluarga Tewas di Lubuklingau
”Masyarakat panik histeris, ada yang berlari keluar dari rumah. Sebab, atap seng dan genteng beterbangan,” ujarnya.
Belakangan diketahui, atap puksesmas juga roboh dan rusak berat. Baleho di jalan juga roboh. Termasuk ada rumah-rumah rakit yang hanyut, di Sungai Babatan, Desa Cinta Jaya, Kecamatan Pedamaran 6. “Dari pendataan sementara, ada 10 rumah yang rusak ringan di Pedamaran 6,” ujar Camat Pedamaran 6, Herkoles.
BACA JUGA: Rumah Roboh, Sekeluarga Terselamatkan Lemari
Sejumlah rumah juga atapnya rusak ringan, terutama di desa yang berada tengah padang, mulai dari Pedamaran 1 sampai 6, dan Menang Raya. Kata Herkoles, pihaknya masih terus melakukan pendataan untuk dilaporkan ke BPBD OKI dan Dinsos. ”Kami sudah koordinasi ke pihak terkait, Alhamdulillah untuk korban jiwa tidak ada," ucapnya.
Kerusakan akibat hujan lebat disertai aingin beliung, juga terjadi di Kota Lubuklinggau. Data sementara, tercatat ada 4 rumah rusak berat dan 4 rusak ringan di lingkungan RT 6, Kelurahan Ulak Lebar, Kecamatan Lubuklinggau Barat II. “Korban jiwa tidak ada, kerugian lagi didata. Kami segera minta Dinsos untuk memberikan bantuan tanggap darurat,” kata Sekda Lubuklinggau, Rahman Sani.
Rumah yang roboh disapu angin puting beliung, salah satunya dihuni keluarga Naldi (44) dan Megawati (42). Suami dan ketiga anaknya sedang tidak berada di rumah, hanya Megawati sendirian. “Sudah hujan turun, angin berputar-putar dari arah depan rumah. Dia bertahan dalam rumah, sambil berdoa,” kenang Megawati.
Angin lalu mengangkat kerangka dan atap seng rumahnya, Megawati akhirya berlari ke luar rumah. Selang lima menit kemudian, dinding batu bata rumahnya yang belum diplester akhirnya roboh. “Perabotan hancur, rumah roboh. Kerugian sekitar puluhan juta rupiah,” tuturnya, didampingi suami, Naldi.
Plt BPBD Provinsi Sumsel, Iriansyah, mengaku pihaknya sudah menyiagakan personel BPBD di seluruh Sumsel. Tak lain mengantisipasi bencana banjir atau longsor termasuk puting beliung memasuki musim penghujan ini. ”Termasuk sektoral terkait untuk mengantisipasi kondisi ini,” terangnya.
Untuk sarana dan prasarana sudah disiapkan dan kini ada di setiap kabupaten/kota. Sehingga apa yang dibutuhkan dapat secepatnya dibantu untuk mengevakuasi para korban. Dikatakan, semua daerah di dataran rendah berpotensi banjir akibat hujan deras dan puting beliung. “Seperti OKI, Ogan Ilir, Muba, Banyuasin, dan lainnya,” singkatnya.
Terpisah, Staf bagian Prakiraan Cuaca Stasiun Metereologi Bandara SMB II Palembang, V Sinta Andayani MT, mengatakan masyarakat harus mewaspadai ancaman puting beliung. Sebab, sering terjadi pada saat pancaroba peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan atau sebaliknya.
Biasanya menjelang turun hujan, ada tanda-tanda alam yang bisa dijadikan petunjuk awal akan terjadi puting beliung. Yakni cuaca yang panas dan dalam waktu yang tidak lama, berubah menjadi mendung dan timbul angin kencang dan hujan deras. “Potensi puting beliung sulit diprediksi karena cakupannya sempit dan kejadiannya tiba-tiba dengan durasi waktu yang singkat kira-kira 10-15 menit,” terangnya.
Masyarakat diimbau mengenali tanda-tanda alam tersebut agar dapat secara mandiri terhindar dari bahaya yang ditimbulkannya. “Kecepatan angin pada saat puting beliung bisa mencapai lebih dari 60 km/jam, sementara untuk suhu udara di Palembang saat ini 25,4 derajat celsius,” pungkasnya. (gti/wek/uni/air/ce2)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Peringatan Waspada Puting Beliung untuk Warga Malang
Redaktur & Reporter : Budi