jpnn.com, KUALA KAPUAS - Seorang oknum perawat pembuat surat palsu bebas COVID-19 dibekuk polisi. Dia diamankan bersama empat orang lainnya.
Kapolres Kapuas AKBP Manang Soebeti mengatakan, pengungkapan kasus ini terjadi di wilayah pos penyekatan arus mudik perbatasan Anjir Km 12 Kecamatan Kapuas Timur.
BACA JUGA: Tujuh Penjual Surat Keterangan Bebas COVID-19 Dibekuk, Siapa Mereka?
Kelima pelaku tersebut ditangkap petugas di lokasi berbeda. Polisi terlebih dulu mengamankan empat pelaku yakni sebagai pengguna surat keterangan bebas COVID-19 yakni HN, AR, MR, dan MN.
"Keempatnya dipergoki saat ingin masuk wilayah Kapuas dengan menunjukkan surat keterangan hasil tes anti bodi atau rapid test negatif," kata AKBP Manang dalam keterangan pers di Mapolres Kapuas, Kamis (6/5).
BACA JUGA: Faktanya Pemudik Bebas Keluar Masuk Semarang, Tak Ada Petugas
Saat itu petugas melihat ada kejanggalan dalam surat keterangan yang diperlihatkan oleh keempat pelaku.
Kemudian petugas menelusuri surat yang diperoleh para pelaku. Ternyata surat itu palsu dan mereka mengaku mendapatkannya dari seseorang yang masih dalam pengejaran.
Keempat pelaku mendapatkan surat keterangan surat palsu dengan cara membayar seharga Rp100 ribu per lembar.
"Surat tersebut digunakan agar mempermudah mereka masuk di wilayah perbatasan antara Kabupaten Kapuas dan Kabupaten Batola Provinsi Kalimantan Selatan," ungkapnya.
"Empat orang pelaku ini merupakan para pedagang pasar dadakan warga Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Mereka ingin menggelar pasar dadakan di wilayah Kabupaten Pulang Pisau," sambung Manang.
Sementara itu pelaku MR yang merupakan pembuat surat keterangan palsu swab antigen ditangkap petugas. Penangkapan ini berawal ketika petugas memeriksa salah seorang warga Banjarmasin yang ingin masuk pos pemeriksaan penyekatan arus mudik perbatasan.
Petugas mendapati surat yang diberikan dari hasil swab tes antigen diduga palsu. Surat didapat dari pelaku MR yang merupakan oknum perawat yang bekerja di salah satu klinik di Banjarmasin.
“Pelaku MR ini bekerja di salah satu klinik sebagai perawat membuat surat keterangan palsu. Satu lembar surat palsu dihargai Rp220 ribu oleh pelaku,” katanya.
Selain mengamankan kelima pelaku pengguna dan pembuat surat keterangan bebas COVID-19 palsu, polisi juga mendapati barang bukti berupa surat palsu hasil tes anti bodi dan surat palsu swab tes antigen.
Kemudian, satu unit laptop dan printer untuk membuat surat, alat swab tes antigen, uang ratusan ribu yang diduga hasil pembuatan surat keterangan palsu dan sejumlah barang bukti terkait lainnya.
“Atas perbuatan kelima pelaku tersebut, kami akan menjeratnya dengan Pasal 263 ayat 1 KHUPidana terkait membuat atau memalsukan surat dengan ancaman kurungan di atas enam tahun penjara,” kata Manang Soebeti. (antara/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti