KEFA - Deny Usboko (19) warga Ponu, Minggu (1/1) lalu mengalami nasib naas. Deny diduga kuat dianiaya dan ditikam dengan benda tajam oleh oknum anggota Reskrim Polres TTU, Victor Doko Mita di pinggir jalan umum depan pintu masuk Tanjung Bastian saat berboncengan dengan Mindo, salah seorang pemuda asal Mena dalam perjalanan pulang dari dermaga Wini.
Akibat aksi brutal oknum anggota Reskrim Polres TTU itu, Deny Usboko mengalami luka sobek sedalam 8 cm pada bagian punggung belakang dan kaki kanannya patah mulai dari panggkal paha hingga tulang betis.
Deny Usboko sempat dilarikan ke Puskesmas Wini oleh orang tak dikenal untuk menjalani perawatan sesaat setelah kejadian. Meski demikian, kondisi Deny yang tidak sadarkan diri saat itu tidak mampu ditangani para medis di puskesmas, sehingga terpaksa dirujuk ke Rumah Sakit Sito Husada Atambua.
Deny dirujuk ke RS Sito Husada Atambua Minggu petang dengan alasan kecelakaan lalulintas. Kasus penganiayaan dan penikaman baru terkuak setelah kondisi kesehatan Deny membaik di RS Sito Husada Atambua.
Peristiwa itu berawal dari perkelahian antara teman Deny yaitu Fendy Funai dengan Fendy Manek, salah seorang pemuda asal Oelolok di depan BRI Unit Wini ketika mereka akan menuju dermaga Wini.
Fendy Manek akhirnya mengadukan peristiwa perkelahian itu kepada Victor Doko Mita. Setelah mengetahui kasus perkelahian, Victor Doko Mita dan beberapa anggota polisi Polsek Insana Utara mengejar Fendy Funai yang telah pulang bersama teman-temanya yaitu Deny Usboko, Mindo, Andy, Andri, Ican dan Mikhael.
Victor Doko Mita dan sejumlah anggota Polsek Wini yang berseragam setengah dinas berhasil mendapati Fendy dan teman-temanya yang sementara singgah di salah satu rumah penduduk yang jaraknya sekira 100 meter dari kantor Camat Insana Utara.
Di rumah warga Wini itu, kedua anggota Polsek Insana yang tidak diketahui namanya oleh Deny sempat menanyakan pelaku kekacauan di depan BRI Wini.
"Ada dua orang anggota polisi yang sempat kejar saya dan teman-teman. Kebetulan saat itu kami masih singgah di rumah teman, jadi dua orang anggota polisi itu mendapati kami sementara duduk di rumah tersebut. Dua orang anggota polisi itu sempat tanya mana yang namanya Fendy Funai. Tapi Fendy sendiri karena takut lalu menjawab Fendy sudah pulang," kata Deny Usboko kepada Timor Express (Group JPNN)
Selain dua orang anggota Polsek Wini, Victor Doko Mita yang saat itu mengenakan baju kaos berwarna putih juga mengejar Deny dan teman-temannya menggunakan sepeda motor Hinda Tiger warna hitam. Di rumah teman korban, Victor Doko Mita juga sempat menanyakan nama Fendy Funai kepada Deny dan teman-temannya, namun pertanyaan Victor Doko Mita tidak terjawab dengan baik.
"Dua orang yang datang terakhir langsung tunjuk, itu Fendy Funai yang pukul saya lalu serta merta orang yang datang dengan motor tiger hitam berpakain putih itu menuju ke Fendy Funai dan menghajarnya berulang-ulang. Fendy dipukul di muka, perut dan di tendang berulang-ulang," ungkap Deny.
Menurut Deny, nama Victor Doko Mita terkuak dengan jelas oleh dua orang anggota Polsek Wini yang mendahului Deny dan teman-temannya di tempat kejadian, ketika berusaha menghentikan aksi brutal yang dilancarkan kepada Fendy Funai.
"Dua anggota polisi itu karena melihat Fendy sudah setengah mati di pukul sehingga mereka bilang, pak Victor, cukup" cukup sudah pak Victor" cukup". cukup. Namun pak Victor tetap pukul dan tendang Fendy sampai terduduk," ceritanya.
Deny dan Mindo yang ketakutan lari dari tempat kejadin bermaksud pulang ke Kaubele. Tapi karena takut dikejar polisi, mereka memutuskan untuk bersembunyi di gedung SMK Perikanan Wini. Setelah itu mereka melanjutkan perjalanan pulang ke Kaubele. Dalam perjalan, tepatnya di lokasi stock file mangan di Kampung Temkuna, Mindo yang saat itu diboncengi Deny Usboko sempat melihat Victor Doko Mita menggunakan sepeda motor tiger melaju dari arah belakang mereka.
"Motor belum berhenti, Mindo langsung lompat turun dan lari masuk ke arena Tanjung Bastian. Saya berusaha lari dari kejaran pak Victor, tapi belum sempat lari saya merasa ditikam dibagian belakang sehingga saya berusaha pegang bagian belakang ternyata benar ada pisau yang sedang tertancap di belakang. Saya juga sempat dengar ada teriakan bahwa saya Victor anggota polisi setelah itu saya sudah tidak sadarkan diri lagi," jelas Deny.
Sementara itu, ayah Deny, Yohanes Seuk Usboko menjelaskan, pengakuan Deny diperkuat dengan hasil visum yang menyatakan luka sobek yang ada dibagian belakang Deny akibat benturan benda tajam.
"Mula-mula informasi yang berkembang, anak saya kecelakaan lalulintas. Kami baru tahu dari anak saya setelah beberapa hari kejadian bahwa ternyata luka yang ada dibelakang dan kaki kanannya patah karena ditikam dan dianiaya oleh polisi yang namanya Victor," jelas Yohanes.
Dijelaskan, peristiwa itu sudah dilaporkan ke Polsek Insan Utara, 5 Januari 2012. Laporan ditindaklanjuti oleh Kapolres TTU, AKBP I Gede Mega sejak 25 Januari 2012 dengan mendatangi Deny yang saat itu sedang menjalani perawatan lanjutan di rumah neneknya di Oesono-Ponu.
"Polisi sudah ambil BAP Deny di rumah neneknya sejak 18 Januari 2012. Teman-teman Deny juga sudah diambil keterangannya, bahkan Mindo yang saat kejadian berboncengan dengan Deny sekarang takut dan terpaksa tidak mau sekolah lagi di Kefa dan pindah sekolah ke Atambua," kata Yohanes.
Sementara itu, Kapolres TTU, AKBP I Gede Mega yang dikonfirmasi wartawan mengenai proses hukum kasus tersebut menjelaskan, pihaknya sedang melakukan penyelidikan atas masalah hukum itu.
Ia mengaku, untuk mengungkap kebenaran kasus tersebut, saat ini pihaknya sedang mengumpulkan data pendukung guna menuntaskan proses hukumnya. (ogi/ays)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Diputus Lewat SMS, Siswi Bunuh Diri
Redaktur : Tim Redaksi