Oknum TNI Tergiur Praktik Jual Beli Senjata di Papua, Christina Aryani Bereaksi, Simak

Rabu, 17 Mei 2023 – 06:47 WIB
Anggota Komisi I DPR RI Christina Aryani. Foto: Dok. Humas DPR

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI Christina Aryani mendorong temuan terkait maraknya praktik jual beli senjata dan amunisi khususnya di Kodam Cenderawasih dibawa dalam Rapat Komisi I DPR RI dengan Panglima TNI.

Kasus ini pantas menjadi perhatian supaya segera diambil langkah pencegahan dan penindakan yang efektif.

BACA JUGA: Christina Aryani Dukung Langkah Panglima TNI Memberantas Praktik Jual Beli Senjata di Papua

Bukan hanya itu, kata Christina Aryani, DPR ingin mendengarkan secara utuh penjelasan Panglima TNI terkait hal tersebut.

“Kami ingin angkat ini di rapat internal terlebih dahulu pekan depan supaya masuk agenda Rapat dengan Panglima TNI. Soal ini amat serius dan kami di DPR tentu ingin mendengar penjelasan utuh dari Panglima TNI terkait informasi yang selama ini beredar,” ungkap Christina Aryani kepada wartawan di Jakarta, Selasa (16/5).

BACA JUGA: Gegara Jual Beli Senjata, CEO Boeing Masuk Daftar Hitam China

Praktik jual beli senjata dan amunisi, menurut Christina, makin terbuka seusai penjelasan Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa yang mengungkap ada 24 kasus jual beli senjata dan amunisi sejak tahun 2022 yang dilakukan oknum anggota TNI.

Mayjen Saleh mengakui ada oknum prajurit tergiur menjual senjata api dan amunisi karena harganya yang mahal.

"Kami apresiasi ada keterbukaan dari TNI mengenai hal ini yang tentu mempermudah jalan untuk segera menghentikan praktik amat sangat tidak manusiawi ini. Karena sama saja dengan memberi jalan membunuh sesama prajurit TNI dan meneror masyarakat sipil,” tegas Christina.

Politikus Partai Golkar ini meyakini masih banyak informasi lain yang perlu digali dengan Panglima TNI menyangkut hal ini.

Ketua DPP Partai Golkar ini mengatakan kasus jual beli senjata dan amunisi tersebut bukan melulu jumlah pelanggaran dan tindakan hukum yang perlu diambil tetapi juga bagaimana pola, aktor, lokasi atau hal detail lain terkait ini.

“Kalau kemarin Pangdam bicara soal harga 1 butir peluru dijual Rp 200.000 dan bisa naik hingga Rp 300.000, bagaimana dengan senjata? Pasti lebih mahal lagi dan makin menggiurkan. Nah, informasi seperti ini akan kami klarifikasi. Kita tidak ingin soal amat krusial ini berlalu begitu saja tanpa ada kejelasan penyelesaiannya,” pungkas Christina.(fri/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler