OKP Apresiasi Program Kepemimpinan Pemuda Kemenpora

Rabu, 07 Agustus 2024 – 12:38 WIB
Acara IPP kepemudaan Satuan Siswa, Pelajar, dan Mahasiswa (Sapma) Pemuda Pancasila, Rabu (7/8/2024). Foto: kemenpora.go.id

jpnn.com - Kinerja pemerintah menggelar Rakornas Kepemudaan di Kulon Progo, Yogyakarta mendapatkan apresiasi dari organisasi kepemudaan Satuan Siswa, Pelajar, dan Mahasiswa (Sapma) Pemuda Pancasila.

Bidang Kaderisasi Sapma Pemuda Pancasila Agung Gede Winanda menilai langkah mengumpulkan lintas sektor seperti 28 Kementerian/Lembaga, 38 perwakilan Provinsi dan beberapa Kabupaten/Kota cukup serta organisasi kepemudaan (OKP) cukup positif.

BACA JUGA: Demi Mendongkrak IPP Kepemimpinan, Kemenpora Punya 3 Program Andalan

Dia mengungkapkan pentingnya meningkatkan partisipasi generasi muda dalam organisasi kepemudaan untuk mencapai Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) yang lebih baik. 

Tercatat saat ini, IPP Indonesia sebesar 56,33%, masih di bawah target yang ditetapkan, yaitu 57,67%.

BACA JUGA: Pejabat Eselon 1 Kemenpora Rudy Sufahriadi Dipercaya Jadi Penjabat Gubernur Papua Selatan

"Untuk mencapai target tersebut, perlu lebih merangkul generasi muda, khususnya Gen Z, yang cenderung pasif dan menunggu kesempatan. Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) harus menyediakan fasilitas yang dapat menarik perhatian mereka," ujar Nanda.

Ada beberapa catatan meski beberapa kerja sama lintas sektor sudah dimulai, masih banyak yang perlu dilakukan untuk melibatkan organisasi kepemudaan secara lebih luas.

BACA JUGA: IPP Indonesia Meningkat Jadi 56,33, Kemenpora: Kenaikan Bisa Lebih Dahsyat

"Kemenpora sudah mulai merangkul organisasi kepemudaan berbasis agama dan lintas kepemudaan, tetapi masih perlu meningkatkan keterlibatan mereka dalam program-program yang ada," ungkap Nanda.

Nanda juga menyoroti program seperti Collab Renders dan Club Berkawan dapat menjadi jembatan bagi generasi muda untuk terlibat lebih aktif. 

"Gen Z lebih menyukai aktivitas yang menarik, seperti olahraga dan musik. Kami harus mengakomodir minat mereka agar mau berpartisipasi."

Dalam pandangannya, degradasi minat generasi muda terhadap organisasi kepemudaan harus diatasi dengan mengubah cara pendekatan.

"Saat ini, banyak yang merasa tidak perlu berorganisasi karena informasi dapat diakses melalui media sosial. Kita perlu menunjukkan manfaat dari berorganisasi," tambahnya.

Nanda optimistis dalam setahun ke depan, terdapat peluang untuk meningkatkan keterlibatan generasi muda dalam organisasi hingga 10-30%.

Dia berharap dengan dukungan dari pejabat pemerintah seperti Wakil Presiden, organisasi-organisasi pemuda dapat berkembang dan lebih diakui.

"Wakil Presiden harus memberikan wadah dan dorongan bagi organisasi pemuda untuk berekspresi dan berkembang. Dengan dukungan moral dan material, kami yakin partisipasi pemuda dapat ditingkatkan," tutup Agung.

Dengan upaya yang lebih terencana dan dukungan dari berbagai pihak, harapannya generasi muda Indonesia dapat lebih aktif dalam berorganisasi dan berkontribusi untuk masa depan bangsa.

Di sisi lain, Asdep Kepemimpinan Pemuda Kemenpora Andi Susanto menegaskan salah satu capaian IPP Domain Kepemimpinan dan partisipasi memang masih rendah. 

Hal itu melecut pihaknya untuk jemput bola, mengajak daerah agar mengadopsi program yang dibuat oleh pihaknya. Program yang digarap Asdep Kepemimpinan Deputi Pengembangan Pemuda, lanjut dia, ada tiga yang menjadi prioritas.

Mulai dari klub berkawan, Talenta Muda, sampai dengan Keluarga Muda Berdaya.

"Kami berharap daerah bisa mengadopsi program dari kami. Sehingga target meningkatkan IPP terutama domain kepemimpinan dan partisipasi, bisa tercapai maksimal," pungkas Adi.(kemenpora/mcr16/jpnn)


Redaktur : Dhiya Muhammad El-Labib
Reporter : Muhammad Naufal

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler