jpnn.com - KUPANG - Tim Laboratorium Forensik Polda Bali melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) terbakarnya kapal cepat Cantika Express 77, Kamis (26/10).
Dalam olah TKP itu, Tim Labfor Polda Bali melakukan penyelamanan sedalam 20 meter.
BACA JUGA: Kebakaran Kapal Cantika 77, 3 Orang Ditemukan Meninggal Dunia
Menurut Kepala Bidang Humas Polda NTT Kombes Ariasandy, Tim Labfor tersebut terdiri atas delapan orang untuk mengungkap kasus kebakaran kapal cepat Cantika Express 77 yang mengakibatkan 19 korban jiwa.
"Kemarin tim labfor yang terdiri atas delapan orang sudah melakukan olah TKP terhadap kejadian terbakarnya kapal Cantika Express 77; dan mereka melakukan penyelaman sedalam 20 meter," kata Ariasandy di Kupang, Jumat (28/10).
BACA JUGA: Kapal Ambulans Baznas Terbalik Akibat Cuaca Ekstrem, Polairud Polres Karimun Turun Tangan
Perwira menengah Polri itu mengatakan penyelaman dilakukan untuk mengetahui penyebab terbakarnya kapal, serta mencari tahu apabila ada jasad penumpang yang masih terjebak di dalam.
Menurut dia, dalam penyelaman itu tim memeriksa tiga mesin dan baling-baling yang semuanya masih menempel di tubuh kapal tersebut.
BACA JUGA: Korban Tewas Dalam Insiden Kapal Terbakar di Kupang Mencapai 14 Orang
"Tim juga tidak menemukan adanya korban jiwa pada bangkai kapal Cantika Express itu," tambah Ariasandy.
Selanjutnya, Tim Labfor Polda Bali akan mengidentifikasi hasil olah TKP tersebut setelah data diambil.
Sebelumnya, Kapolda Nusa Tenggara Timur (NTT) Irjen Johanis Asadoma mengatakan pihaknya telah membentuk tim khusus untuk melakukan investigasi terkait kebakaran kapal feri cepat Cantika Express 77 di perairan Pulau Timor, Selasa (24/10).
"Kami membentuk tim khusus untuk melakukan investigasi terhadap sebab-sebab timbulnya kebakaran, dan untuk seterusnya dilakukan penyelidikan oleh tim khusus yang terdiri dari Polisi Air dan tim Tripom Polda NTT," kata Johanis.
Hingga kini, polisi telah memeriksa kapten kapal, wakil kapten kapal, kepala kamar mesin (KKM), serta tujuh penumpang.
Pemanggilan kru kapal itu masih dalam tahap dimintai keterangan. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi