Olahan Keripik Biji Durian Ibu-ibu dari Siak, Rasanya Gurih, Tebal di Kantong

Sabtu, 17 Juli 2021 – 08:57 WIB
Kerajinan keripik durian dari ibu-ibu Kabupaten Siak. Foto: Antara

jpnn.com, SIAK - Puluhan ibu rumah tangga di Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, Riau, mengolah biji durian menjadi keripik.

Jenis penganan renyah dan gurih itu pun banyak disukai pembeli di daerah tersebut.

BACA JUGA: Racik Ramuan Herbal dari Biji Salak Putut Kebanjiran Order, hingga Dua Ton Per bulan

"Sejak awal tahun 2021 produksi keripik biji durian mulai marak di Siak, Riau. Kuliner tersebut dipasarkan di beberapa gerai oleh-oleh dan pada acara-acara tertentu, dengan harga per bungkus terjangkau Rp 10 ribu," kata Kepala Bidang Pengembangan Sumberdaya Pariwisata (PSDP), Dispar Provinsi Riau, Ridho Adriansyah di Pekanbaru, Jumat (17/7).

Menurut Ridho, tingginya minat masyarakat pada keripik durian pun menguntungkan para pengrajin.

BACA JUGA: Kolak Biji Salak Jadi Menu Favorit Amanda Rawles

"Penjualannya bisa menambah pendapatan ekonomi keluarga, apalagi di era pandemi Covid-19," katanya.

Ridho menyebut ibu-ibu di daerah itu mengutip limbah biji durian secara gratis dari sejumlah pedagang durian karena biasanya dibuang begitu saja ke dalam tong sampah bersama kulit durian. Kemudian, biji itu dibersihkan dan direbus air panas setelah itu, didinginkan.

Setelah melalui proses pendinginan, katanya kulit biji durian dikupas, lalu daging biji durian yang berwarna putih itu, dipotong tipis-tipis, kemudian digoreng dalam wajan saat minyak mendidih.

Selanjutnya, setelah selesai digoreng, keripik biji durian ditaburi garam dan bumbu penyedap rasa dan selanjutnya baru dikemas ke dalam plastik setelah dingin.

"Pengemasan dilakukan dengan baik dan rapih," kata dia.

Ridho menambahkan Dinas Pariwisata Provinsi Riau dan Dispar Siak telah memberikan pembinaan dan mempromosikan usaha keripik itu. Pembinaan diberikan dalam bentuk bagaimana cara mengolah secara higienis, mengemas dengan menarik dan cara-cara mempromosikan produk tersebut ke media sosial.

Dukungan tersebut diperlukan, untuk membangkitkan kreatifitas kaum ibu melalui digitalisasi usaha di masa era kebiasaan baru.

Para pelaku parekaf itu juga diberikan sosialisasi panduan pelaksanaan Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability (CHSE), panduan protokol kesehatan bagi masyarakat, dalam rangka pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler