Dua pria yang bertanggung jawab atas penyerangan kota Marawi, Filipina, terbunuh dalam kontak senjata dengan militer Filipina.

Menteri Pertahanan Filipina, Delfin Lorenzana, mengatakan, Omar Maute dan Isnilon Hapilon terbunuh dalam operasi yang dilakukan militer Filipina pada hari Senin (16/10/2017).

BACA JUGA: Populasi Tahanan di Penjara Darwin Capai Rekor Tertinggi

Lorenzana mengatakan, kini ia berharap dapat mengumumkan berakhirnya kekacauan di Marawi dalam beberapa hari mendatang -meski prediksi seperti ini pernah disampaikan sebelumnya.

Omar Maute dan saudara laki-lakinya, Abdullah, bertanggung jawan atas rencana serangan di Marawi pada akhir bulan Mei.

BACA JUGA: Perempuan Pilih Menjomblo Karena Ingin Mandiri

Kedua bersaudara itu mengaitkan diri mereka dengan Isnilon Hapilon, mantan pemimpin kelompok teroris Abu Sayyaf dan bagian dari kelompok ISIS yang memproklamirkan dirinya sebagai Emir (pemimpin)  ISIS di Asia Tenggara.

Lorenzana mengatakan, seorang sandera yang ditahan oleh kelompok tersebut telah mengarahkan otoritas Filipina kepada Hapilon dan Omar Maute.

BACA JUGA: Artis Berdarah Indonesia Jessica Mauboy Rilis Album ketujuh

"Ia (tawanan itu) mampu mengonfirmasi kehadiran Isnilon dan Maute di dalam bangunan spesifik itu."

"Itulah bangunan yang kami kepung pagi ini." Isnilon Hapilon terlihat dalam sebuah poster pencarian DPO di tahun 2007.

Reuters: Marconi B Navales

Sebuah video berisi adegan Maute bersaudara tengah merencanakan taktik serangan ke Marawi diterbitkan, yang menunjukkan sosok Hapilon di belakang meja selama pertemuan perencanaan itu berlangsung.

[Dalam video tersebut] Maute bersaudara mengatakan, mereka mendirikan sebuah kekhalifahan ISIS di Asia Tenggara.

Mereka menerbitkan sebuah video eksekusi petugas polisi yang ditangkap pada awal-awal masa pertempuran.

Upaya awal untuk membebaskan Marawi oleh polisi dan tentara Filipina berhasil digagalkan oleh para militan, dan tempat pertempuran tersebut kemudian segera dikepung, dimana pihak tentara hampi tak berhasil menguasai satu titik pun selama berminggu-minggu.

Militan dari kelompok Maute terus bergerak, dan bahkan serangan udara serta helikopter tempur hanya berdampak kecil.

Kru pesawat patroli maritim P3 Orion milik Australia telah menyediakan pemantauan udara terhadap wilayah Marawi sejak bulan Juni.

Bulan lalu, Menteri Pertahanan Australia, Marise Payne, mengumumkan bahwa tim pelatihan kecil dari Angkatan Pertahanan Australia akan meningkatkan bantuan mereka kepada militer Filipina.

Angkatan Darat Filipina mengatakan, 162 tentara telah terbunuh dalam pertempuran di Marawi dan 1700 orang tentara lainnya terluka.

Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Beda Generasi Ternyata Beda Cara Pandang Terhadap Ponsel

Berita Terkait