jpnn.com, JAKARTA - Hasil inspeksi Ombudsman RI menunjukkan, harga kebutuhan pokok di Bulan Ramadan relatif terkendali. Meski ada yang di atas harga eceran tertinggi (HET), tidak ada lonjakan harga signifikan terhadap sepuluh komoditas utama.
Anggota Ombudsman Ahmad Alamsyah Saragih mengatakan, berdasar temuan ketika inspeksi serentak, pergerakan harga cenderung normal dengan kenaikan tak lebih dari 15 persen.
BACA JUGA: Tidak Ada Lonjakan Harga Pangan
Angka tersebut dianggap cukup wajar mengingat permintaan saat Ramadan terbilang tinggi. ”Kami optimistis tidak ada lonjakan-lonjakan drastis. Operasi pasar diintensifkan. Mungkin selama ini tidak terlalu jadi perhatian, kita sibuk dengan pemilu,” ujar Alamsyah seperti diberitakan Jawa Pos.
Ombudsman pada sidak beberapa waktu lalu berfokus pada sepuluh komoditas utama. Pantauan dilakukan ke sejumlah pasar dan ditelaah secara menyeluruh. Komoditas yang disidak adalah beras, gula pasir, minyak goreng, dan daging sapi lokal. Kemudian daging ayam broiler, telur, bawang merah, dan bawang putih.
BACA JUGA: Ulang Tahun di Bulan Ramadan, Mendes Berdoa Begini
Guna mengatasi tingginya harga jual di pasar, instansi terkait juga harus melihat apakah ada indikasi permainan yang dilakukan oknum tertentu. Alamsyah yakin, pemerintah lewat lembaga terkait sudah punya cara untuk mengatasi masalah itu.
BACA JUGA: Harga Cabai Merosot Tajam, Daging dan Telur Stabil
BACA JUGA: Kebutuhan Uang Tunai Ramadan dan Idulfitri Tembus Rp 33,4 Triliun
”Apabila ada yang menahan kelancaran distribusi produk/barang, tentu pemerintah sudah punya instrumen. Ada yang lewat Bulog, mungkin Kemendag,” ujarnya.
Sementara itu, Kemendag secara bertahap menyelenggarakan bazar Ramadan di beberapa titik untuk menyediakan barang kebutuhan pokok bagi masyarakat dengan harga terjangkau. Kegiatan itu menjadi rutinitas Kemendag dari tahun ke tahun. Total omzet penjualan bazar Ramadan tahun lalu mencapai Rp 2,38 miliar.
Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kemendag Veri Anggrijono mengatakan, harga yang dijual di bazar akan lebih murah daripada harga pasaran. Sebab, di bazar produsen didekatkan langsung ke konsumen sehingga memangkas biaya distribusi dan lebih efisien.
”Kegiatan ini merupakan komitmen pemerintah untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan kebutuhan pokok bagi masyarakat,” ujar Veri.
Di lain sisi, berdasar survei pemantauan harga oleh Bank Indonesia (BI), hingga minggu keempat inflasi bulan ini diperkirakan berada di level 0,47 persen secara month-to-month (MtM).
Gubernur BI Perry Warjiyo menuturkan, inflasi Mei diperkirakan rendah karena harga sejumlah barang mengalami deflasi. Salah satunya, tiket pesawat. ”Tarif angkutan udara turun. Kalau dihitung terhadap inflasi, itu minus 0,01 persen,” jelas Perry.
BACA JUGA: Pelaku Usaha Online Terpukul Kebijakan Pembatasan Akses Medsos
Selain tiket pesawat, komoditas lain yang menyumbangkan deflasi, di antaranya, beras, tomat sayur, dan bawang merah. Komoditas yang diprediksi naik adalah cabai merah, bawang putih, daging ayam, dan telur ayam. (agf/ken/res/c25/oki)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mau Ngabuburit? Ayo ke Iftar Budaya di Istiqlal
Redaktur & Reporter : Soetomo