Omzet Pengusaha Bus Anjlok Hingga 100 Persen

Minggu, 05 April 2020 – 19:08 WIB
Sejumlah bus terparkir di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta. Foto: ANTARA/Aditya Pradana Putra

jpnn.com, JAKARTA - Wabah virus Corona atau COVID-19 sangat dirasakan dampaknya bagi pengusaha bus. Selama masa Corona, omzet pengusaha bus mengalami penurunan 75 persen hingga 100 persen.

“Untuk angkutan penumpang kalau sekarang kami sudah turun drastis sekali dari seluruh rata-rata angkutan yang ada. Kami rasakan penurunan 75 sampai 100 persen omzet,” kata Sekretaris Jenderal Organisasi Angkutan Darat (Organda) Ateng Aryono dalam diskusi publik secara daring di Jakarta, Minggu (5/4).

BACA JUGA: Saat Terminal Cicaheum Bandung Disesaki Deretan Bus

Ateng menjelaskan, penurunan omzet mulai terjadi ketika diumumkannya pasien COVID-19 pertama, disusul dikeluarkannya kebijakan jaga jarak (physical distancing) oleh pemerintah, serta ditutupnya tempat wisata sehingga angkutan wisata terhenti.

Tak hanya itu, angkutan perkotaan di Jabodetabek maupun daerah lain turut mengalami penurunan karena yang beroperasi hanya 17 sampai 20 persen saja sehingga omzetnya juga anjlok.

BACA JUGA: DKI Siagakan 50 Bus Antar Jemput Tenaga Medis Covid-19

Sementara itu, Ateng menyebutkan untuk angkutan logistik dan barang secara gradual juga sudah mengalami penurunan yang omzet antara 50 persen sampai 60 persen.

“Teman-teman mengatakan 50 sampai 60 persen (omzet turun). Fakta itu terlihat di lapangan sampai sisi barang-barang tertentu sudah susah kami dapatkan termasuk obat-obatan,” ujarnya.

BACA JUGA: 5 Warga Bekasi Tewas Mengenaskan Usai Pesta di Kampung Siluman

Ia menyatakan pihak yang paling terdampak dari adanya wabah virus corona di sektor transportasi adalah pekerja bagian operasional karena jika mereka tidak bekerja maka tidak akan mendapatkan gaji.

“Kami rasakan untuk seluruh awak kami yang berkaitan dengan operasional yang tidak bekerja maka tidak dibayar. Mereka sungguh kasihan meski berbagai perusahaan melakukan back up tapi saya rasa ini tidak akan berjalan panjang,” tegasnya.

Ateng berharap pemerintah dapat segera mengeluarkan kebijakan agar mampu membantu para pekerja di bidang transportasi yang sedang mengalami pelemahan di tengah pandemi COVID-19 ini.

“Hal-hal ini yang kami rasakan kalau industri transportasi tanpa ditolong akan terjadi sesuatu yang berat, pasti recovery-nya sangat berat,” ujarnya. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler