OPCW Raih Nobel Perdamaian

Hargai Kiprah Organisasi Perlucutan Senjata Kimia

Sabtu, 12 Oktober 2013 – 12:41 WIB

jpnn.com - DEN HAAG – Organization for the Prohibition of Chemical Weapons (OPCW) meraih Nobel Perdamaian 2013. Kemarin (11/10) Komite Nobel Norwegia menyebut organisasi yang sedang menangani perlucutan senjata kimia Syria itu sebagai pemenang penghargaan bergengsi tersebut. Tetapi, beberapa pihak mereaksi negatif kemenangan OPCW.

 

’’Kiprah dan kinerja OPCW telah memberikan definisi baru pada istilah senjata kimia. Yakni, pemakaian senjata kimia merupakan hal yang tabu berdasar hukum internasional,’’ terang Komite Nobel dalam pengumumannya di Kota Oslo, Norwegia, kemarin.

BACA JUGA: Melukis Lewat Mata ala Seniman Argentina

Menurut dia, inspeksi OPCW di Syria menunjukkan kepada dunia bahwa perlucutan senjata kimia merupakan langkah yang penting. Kemarin Dirjen OPCW Ahmet Uzumcu menyambut baik keputusan Komite Nobel Norwegia tersebut.

BACA JUGA: RS Terbakar, 10 Tewas

Dia berharap Nobel Perdamaian itu bisa melecut semangat OPCW dalam mewujudkan perdamaian di Syria dan mengakhiri penderitaan warga sipil di Republik Tepi Laut Mediterania tersebut. ’’Semua yang terjadi di Syria menjadi cambuk bagi kami untuk tetap bekerja. Sebab, tugas kami belum selesai,’’ jelasnya.

Oposisi Syria menganggap keputusan Komite Nobel itu terlalu dini. Sebab, sepak terjang organisasi yang bermarkas di Kota Den Haag, Belanda, tersebut belum terlihat. ’’Jika penghargaan ini dianggap sebagai prestasi OPCW di Syria dan akan mampu mewujudkan perdamaian di kawasan Timur Tengah, itu bakal menjadi kesalahan besar,’’ kata Louay Safi, tokoh senior oposisi.

BACA JUGA: Pekerjakan Pelajar, Foxconn Langar Aturan Tiongkok

Dia menyayangkan pemberian penghargaan kepada OPCW di tengah-tengah perlucutan senjata kimia Syria. Apalagi, perlucutan itu masih berada pada tahap awal. Dua tim gabungan OPCW dan PBB pun baru menuntaskan inspeksi di dua lokasi saja. Mereka masih harus menginvestigasi dugaan penggunaan senjata kimia di sekitar 20 lokasi berbeda di Syria.

Safi khawatir label nobelis yang bakal melekat kepada OPCW justru mengalihkan perhatian dunia dari inti masalah yang terjadi di Syria. Dalam waktu dekat, perhatian dunia beralih pada OPCW dan kiprahnya. Lambat laun, kebrutalan pasukan loyalis Presiden Bashar Al Assad terhadap oposisi dan warga sipil Syria akan luput dari sorotan publik.

Sebaliknya, kubu Assad menganggap kemenangan OPCW itu sebagai bagian dari prestasi pemerintah. Sebab, OPCW mustahil masuk radar masyarakat internasional jika Syria tidak mau bekerja sama dalam perlucutan senjata nuklir. ’’Semua itu diperoleh berkat iktikad baik Damaskus. Syria bisa menjadi contoh bagi negara-negara lain yang memiliki senjata nuklir dan senjata kimia,’’ ujar Fayez Sayegh, politikus Partai Baath.

Namun, menurut Komite Nobel, kehadiran OPCW di Syria itu justru bakal membuat dunia tidak lupa pada kekejian di sana. Khususnya, penderitaan rakyat karena penggunaan senjata kimia dalam pertempuran dua kubu yang berseteru.

’’Dengan menganugerahkan penghargaan kepada organisasi internasional tersebut, kami punya cara untuk terus mengingatkan dunia tentang pertempuran di Syria,’’ papar mereka. (AP/AFP/RTR/hep/c14/tia)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua 787 Dreamliner JAL Kembali Bermasalah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler