Operasi Militer Menambah Beban Satelit Amerika

Rabu, 10 April 2013 – 13:52 WIB
AMERIKA Serikat, menjadi negara adidaya bukan hanya karena kekuatan militernya. Namun juga kemampuan satelit ruang angkasa, yang mampu membuat mereka menjelma menjadi negara adidaya. Namun pada beberapa tahun terakhir, pesawat ruang angkasa milik Amerika mulai mengalami beberapa ancaman.

Bukan hanya anggaran pemerintah yang kian menyusut, tapi juga semakin meningkatnya ketergantungan terhadap aset di ruang angkasa untuk pemerintahan Amerika Serikat, khususnya untuk menunjang kegiatan militer negara tersebut. Hal ini diungkapkan Komandan Angkatan Udara AS, Jenderal William Shelton dilansir laman myspace, Selasa (10/4).

Shelton mengungkapkan, saat ini segala tindakan militer AS bergantung pada satelit. Mulai dari pertahanan, komunikasi, pemetaan lokasi musuh hingga teknologi cuaca. Namun sayangnya, untuk menunjang semua kebutuhan tersebut, backup teknologi ruang angka AS justru semakin rapuh. Baik dari segi kemampuan maupun keamanannya.

"Ini seperti seorang pendaki gunung yang hanya tergantung pada seutas tali yang sangat tipis," kata Shelton.

Ancaman terhadap pesawat ruang angkasa AS, kata Shelton, bukan hanya menghadapi serangan-serangan oleh negara yang bermusuhan, tapi juga kemungkinan tabrakan dengan limbah ruang angkasa. Diantaranya sisa roket, pesawat ruang angkasa yang sudah tidak aktif maupun potongan satelit yang hancur. Diperkirakan, ada sekitar 23.000 hingga 500.000 serpihan antariksa yang terlalu kecil untuk dideteksi dan menjadi ancaman bagi satelit milik AS.

Sayangnya, untuk memerangi ancaman tersebut, AS justru mengurangi anggaran bagi pertahanan satelit milik mereka. Shelton pun menilai anggaran yang terbatas, suatu ketika menjadi ancaman bagi satelit milik negara tersebut di luar angkasa.

"Hal ini menurut saya, seperti potensi badai yang sempurna," kata Shelton. "Kita harus punya pilihan, status quo atau berani mengambil sikap yang berbeda," tambahnya.

Shelton menganjurkan, agar kemampuan satelit dengan segala aktifitasnya, mampu mempertahankan jaringan satelit militer dan meningkatkan kemampuannya, namun dalam batas-batas anggaran yang tersedia.

Untuk itu ia menyarankan, segera dirancang satelit masa depan yang lebih fleksibel sesuai dengan teknologi komersial yang ada. Militer bahkan dipertimbangkan, untuk meluncurkan satelit sendiri yang tidak menggangggu kegiatan lainnya. Meski untuk usul itu, dirasa akan berat.

"Mengubah Departemen Pertahanan AS melakukan bisnis satelit mungkin menjadi perjuangan yang berat. Tapi tampaknya tidak masuk akal tetap mempertahankan kondisi saat ini, untuk masa depan kami," kata Shelton.(afz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Situs Amal Lokal Inggris Pekerjakan Lansia

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler