Operasi Plastik Bisa Membantu Berhenti Merokok?

Rabu, 15 November 2017 – 21:45 WIB
Perokok. Foto: Third Force News

jpnn.com - Memutuskan untuk berhenti merokok bukan perkara gampang. Banyak orang yang berjuang untuk melakukannya, namun tak sedikit yang gagal.

Namun penelitian baru menemukan mungkin ada satu metode mengejutkan yang benar-benar bekerja, yakni operasi plastik.

BACA JUGA: Inul Mengaku Sempat Terpikir Operasi Plastik

Pasalnya, perokok yang ingin menjalani operasi plastik umumnya disarankan dokter untuk berhenti merokok, setidaknya dua minggu sebelum dilakukan tindakan.

Menurut sebuah studi lanjutan jangka panjang yang diterbitkan dalam Plastic and Reconstructive Surgery, banyak pasien akhirnya terus tidak merokok atau mulai jarang merokok pada tahun-tahun setelah menjalankan operasi.

BACA JUGA: Astaga! Via Vallen Ternyata Sempat Ingin Operasi Plastik

Penelitian tersebut melibatkan 85 pasien yang perokok saat dievaluasi untuk melakukan operasi plastik.

Lima tahun setelah operasi, 47 dari pasien tersebut (kebanyakan di antaranya adalah wanita, dengan usia rata-rata 40 tahun) menanggapi survei lanjutan. Prosedur yang paling umum adalah tummy tuck, breast lift dan face-lift.

BACA JUGA: Dituduh Operasi Plastik, Via Vallen: Cuma Rajin Perawatan

Setelah mengecualikan lima perokok "sosial", survei tersebut melibatkan 42 orang yang dilaporkan menjadi perokok sebelum operasi kosmetik.

Dalam tindak lanjut, sekitar 40 persen pasien tersebut mengatakan mereka tidak lagi merokok setiap hari dan hampir 25 persen tidak merokok sama sekali sejak operasi.

Banyak orang mengatakan, telah mengurangi kebiasaan merokok dengan jumlah tertentu, dan 70 persen mengatakan mendiskusikan peningkatan risiko bedah mereka dengan ahli bedah plastik secara positif memengaruhi kemampuan untuk berhenti merokok atau mengurangi rokok.

Tapi setengah dari pasien mengatakan mereka terus merokok sebelum operasi dilakukan, meskipun disarankan untuk tidak melakukannya.

Kemudian hampir seperempatnya mengatakan mereka terus merokok hingga sampai tiba melakukan operasi.

Tingkat komplikasi lebih tinggi pada pasien tersebut, yakni 24 persen di antaranya memiliki masalah pasca bedah dibandingkan dengan 14 persen pasien yang berhenti merokok.

"Saya pikir mungkin apa yang kami lihat dengan penelitian kami adalah kekuatan pesan yang ditargetkan saat mencoba mempromosikan perilaku gaya hidup sehat pada pasien," kata penulis utama studi, Aaron C. Van Slyke, MD, seperti dilansir laman Yahoo Health, Selasa (14/11).

"Kami menunjukkan bahwa secara khusus membahas dampak buruk merokok pada hasil bedah pasien lebih berpengaruh dalam membantu pasien berhenti merokok daripada diskusi seputar efek negatif merokok secara umum terhadap kesehatan mereka," jelas Van Slyke.

Selain itu, sebagai ahli bedah plastik, pasien sering memberi tahu tentang kualitas hidup dan penampilan. Dengan demikian, pasien mungkin lebih mudah untuk belajar tentang merokok dan masalah kesehatan lainnya yang bisa memengaruhi masa depan mereka.

Ahli bedah plastik biasanya menyarankan pasien mereka untuk berhenti merokok karena nikotin dalam rokok memengaruhi pembuluh darah kecil pada kulit dan meningkatkan risiko komplikasi.(fny/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dituding Operasi Plastik, Begini Kata Via Vallen


Redaktur & Reporter : Fany

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler