Operasional 13 Unit Plant Kilang Balikpapan Milik Pertamina Berjalan Normal

Rabu, 18 Mei 2022 – 14:08 WIB
Gedung Pertamina. Iliustrasi. Foto: dok Pertamina

jpnn.com, BALIKPAPAN - Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan dari 14 unit plant di Kilang Balikpapan, hanya satu yang tidak beroperasi, yaitu Plant 5.

Sedangkan operasional 13 unit lain tetap normal dan sama sekali tidak terganggu.

BACA JUGA: Medina Zein Dirawat di RSJ, Uya Kuya: Dasar Tipsani, Tetap Namanya Menipu, Bos!

“Potensi impor sangat kecil. Apalagi untuk recovery Plant 5, Pertamina sudah menyatakan akan selesai dalam waktu tujuh hari,” ujar Mamit, Rabu (18/5). 

Terkait insiden Kilang Balikpapan, diakui Mamit, memang menyebabkan terganggunya operasional unit Plant 5.

BACA JUGA: Gegara Ini, Wanda Hamidah Dilaporkan Mantan Suaminya ke Polisi

Hanya saja, Plant 5 bukan berisi BBM, tetapi salah satu bahan baku pembuat Pertamax saja.

Menurut analisis Mamit, selama tujuh hari masa perbaikan unit Plant 5 tersebut, Pertamina masih memiliki cadangan bahan bakar minyak (BBM). Setidaknya, untuk 20 hari ke depan.

BACA JUGA: Ekspor Fashion ke Panama, Viralea Buktikan Wanita Bisa Menggerakkan Perekonomian

“Jadi menurut saya, cadangan tersebut masih bisa dioptimalkan untuk menjamin ketersediaan bahan bakar. Dan itu dilakukan tanpa melalui penambahan impor. Apalagi, volume penjualan Pertamax bukan terbesar, hanya sekitar 13 persen,” jelas Mamit.

Selain stok cadangan, Pertamina juga memiliki kilang lain, seperti Balongan dan Cilacap. Kilang tersebut masih bisa dioptimalkan untuk produksi dalam negeri.

Dengan tidak beroperasinya satu unit di Balikpapan, memang tidak serta-merta membuat Pertamina melakukan impor.

“Jadi, yang penting memang optimalisasi dulu di dalam negeri,” tegasnya.

Terkait rencana pemulihan dalam waktu tujuh hari, Mamit meyakini Pertamina mampu melakukan hal itu.

Sebab, sebagai perusahaan migas, Pertamina tentunya sudah memperhitungkan dengan cermat.

Bahkan, mekanisme juga bisa dipercepat ketika posisi urgent. Dalam hal ini, bisa jadi akan ada penambahan waktu atau tenaga kerja.

“Mungkin kalau sebelumnya hanya bekerja satu shift, sekarang bisa ditingkatkan menjadi tiga shift. Makanya, kalau Pertamina bisa memenuhi perbaikan tujuh hari, sangat kecil potensi impornya," seru Mamit.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler