Operasional RPH Babi Tak Harus Tunggu Akhir Tahun

Kamis, 31 Juli 2014 – 21:47 WIB
Kondisi RPH Babi Kapuk yang lama, Pembuangan Limbah Hasil Potong Babi Berserakan di Sekitar Lokasi. INDOPOS/JPNN.com

jpnn.com - Warga di Jalan Peternakan Raya, Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat sepertinya tak lagi bisa bersabar hingga akhir tahun. Mereka berharap Rumah Potong Hewan (RPH) Babi yang baru dan lebih modern segera diaktifkan.

Mewakili warga, Ketua RW 07 Kapuk, Imam Cahyo Roso mengatakan, kondisi RPH Babi saat ini kian mencemaskan. Pembuangan limbah dari RPH lama menurutnya semakin tidak manusiawi. Bau busuk yang dikeluarkan semakin menyengat dan membuat tidak nyaman.

BACA JUGA: Api Lalap Rumah dan Sekolah

"Baunya semakin luar biasa. Kami bosan, puluhan tahun limbah kotoran Babi mencemari lingkungan. Pengelola RPH masih saja, membuang limbah langsung ke saluran pemukiman warga," kata Imam seperti yang dilansir INDOPOS (Grup JPNN.com), Kamis (31/7).

Terlebih saat diguyur hujan, kata Imam, luapan limbah dari saluran air masuk ke pemukiman. Sebab, wilayah itu kerap kebanjiran. Warga pun meminta agar RPH Babi milik PT Dharma Jaya itu segera direlokasi ke RPH baru yang letaknya bersebelahan.

BACA JUGA: Kebakaran Bikin Muntamah tak Berlebaran

"Warga berharap RPH baru segera diaktifkan karena lebih bagus, modern, dan tidak bau," katanya.

‎Menanggapi hal itu, Wali Kota Jakarta Barat, Anas Effendi mengatakan, pengaktifan RPH baru masih menunggu pemasangan listrik. Terkait anggarannya menunggu pengesahan APBD Perubahan 2014. ‎"Masih menunggu perubahan anggaran. Jadi bersabar kami harap warga bisa bersabar hingga akhir tahun ini," katanya.

BACA JUGA: Biaya Berkunjung ke Sel Naik Dua Kali Lipat di Polres Bogor

Anas menjelaskan, ‎gedung baru RPH Kapuk yang berlokasi di Jalan Peternakan Raya RT 02/07, Cengkareng itu seratus persen siap dioperasikan apabila listrik sudah terpasang.

Teknis pemotongan babi di lahan seluas 1.7 hektar itu di jamin lebih bersih. Sistem pengoperasian mesin potong hewan yang disiapkan berteknologi Jerman. Anggarannya pembangunannya saja mencapai Rp 3 miliar.

Sebab itu, pasokan listrik di gedung RPH tersebut membutuhkan daya listrik yang tidak sedikit. Setidaknya memerlukan daya sebesar 300 ribu Watt untuk mengerakkan mesin. Mesin itu berfungsi mulai dari proses pemotongan, pembuluhan, perebusan dan seterusnya sampai dengan pembuangan limbah dengan sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL Portable).

Dengan sistem yang canggih di RPH baru tersebut, Wali Kota berharap permasalahan limbah dan pencemaran lingkungan dapat selesai tahun ini. ‎"Saya tidak menampik jika kondisi RPH yang lama sangat memprihatinkan. Wajar warga sering ngeluh. Tapi mohon bersabar, permasalahan itu semua selesai tahun ini," tandasnya.

Saat peninjauan Walikota Jakarta Barat pada Maret 2014 lalu, Kepala Dinas Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta Darjamuni mengatakan hal yang sama. Kendala percepatan aktivasi RPH baru terganjal pasokan listrik yang kurang mencukupi untuk menggerakkan mesin potong dan pendingin daging.

Pasokan listrik yang ada saat ini hanya sebesar 60 ribu Watt. Sementara yang dibutuhkan mencapai 300 ribu Watt. "Penggunaan daya listrik terbanyak itu untuk pengoperasian mesin pendingin daging," katanya.

Selain penambahan daya listrik, di tahun 2015 nanti, pihaknya juga bakal meningkatkan lokasi karantina hewan. Dengan banyaknya karantina, kata dia, akan lebih menjaga pencemaran lingkungan. Sebab, lanjut dia, setiap babi yang datang dipastikan akan masuk ke karantina dulu untuk diperiksa sebelum dipotong. "Karantina, baru akan kita perbaiki tahun depan," ujarnya. (asp)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lebaran Usai, Mall di Bekasi Sepi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler