Target pendapatan tersebut naik dari pencapaian 2011 sebesar Rp 3,4 triliun. General Manager Finance Management Service East Region XL Adi Yuharman mengungkapkan bahwa kenaikan pendapatan perusahaan berbanding lurus dengan kenaikan pendapatan rata-rata per pelanggan atau ARPU (average revenue per user).
Dari posisi Rp 27 ribu di 2011, menjadi Rp 30 ribu di tahun ini. Saat ini jumlah pelanggan mereka di area timur mencapai 10 juta, tak mengalami kenaikan banyak dari posisi akhir kuartal I 2012 sebanyak 9,9 juta pelanggan.
"Saat ini kami mementingkan kualitas pendapatan dari pelanggan. Dengan makin banyaknya pengguna layanan data, maka ARPU ikut terdongkrak," kata dia kemarin. Hingga akhir tahun dia perkirakan total pelanggan akan mencapai 10,5 juta.
Operator telekomunikasi yang baru saja merayakan hari jadi ke 16 tahun itu mengatakan bahwa saat ini konstribusi pendapatan layanan data masih 25 persen dari total pendapatan perusahaan. Akan tetapi pertumbuhannya lebih dari 100 persen di tahun ini dibandingkan 2011. "Pengguna layanan data konsumsi belanjanya lebih tinggi karena penggunaan mereka juga makin besar," jelas Adi.
XL juga mengicar pendapatan dari layanan suara dengan menciptakan skema tarif murah baru. Dengan tarif yang dihitung per menit, mereka mengklaim bahwa layanan mereka sama murahnya dengan tarif layanan operator CDMA.
Saat ini 20 persen pelanggan XL di area timurtelah menggunakan tarif Rp 69 per menit itu. "Dan karena respon positif, maka program yang berawal dari area timur mulai diberlakukan untuk tarif nasional," kata dia.
Selain program marketing, XL juga terus jaga kualitas jaringan mereka. Di area timur, mereka mengelontorkan Rp 1,8 triliun untuk investasi infrastruktur.
Secara nasional sendiri pada 2012 dialokasikan Rp 7 triliun dengan 60 persennya untuk memperkuat infastruktur 3G XL di penjuru nusantara. "Dan dari anggaran invetasi kami di area timur, 80 persennya sudah terpakai," kata Adi. (aan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pertamina Bidik Kenaikan Produksi 32.000 Bph
Redaktur : Tim Redaksi