Oposisi Mundur, Tentara Assad Kuasai Homs

Jumat, 02 Maret 2012 – 05:54 WIB

DAMASKUS - Pertempuran di Kota Homs memasuki babak baru. Kemarin (1/3) pasukan pemerintah berhasil merebut kota yang terletak sekitar 162 kilometer di sebelah utara Damaskus tersebut. Sebab, oposisi memilih hengkang dari markas mereka di wilayah Baba Amr setelah dua hari berturut-turut terlibat pertempuran sengit melawan pasukan pemerintah.
 
"Militer Syria berhasil menguasai seluruh penjuru Baba Amr. Kantong pertahanan oposisi telah jatuh ke tangan kami," kata seorang pejabat militer Syria di Damaskus. Kubu Presiden Bashar al-Assad menyebut "kemenangan" itu sebagai akhir dari pertempuran selama 27 hari di Homs. Mereka lantas mengatakan bahwa oposisi telah kalah.
 
Namun, kubu tentara pembangkang Free Syrian Army (FSA) yang menjadi inti pasukan oposisi menegaskan bahwa mereka justru sengaja mundur. "Setelah dua hari bertempur mati-matian, kami memutuskan untuk menarik diri demi keselamatan warga sipil," ujar Kolonel Riyadh al-Asaad, komandan FSA. Dia juga mengatakan bahwa oposisi tidak kalah dan menerapkan taktik mundur untuk melindungi warga sipil.
 
Keputusan FSA tersebut diambil setelah sekitar 4.000 warga Baba Amr menolak meninggalkan rumah mereka. Karena terlalu takut untuk lari, mereka memilih bertahan di dalam rumah. "Kami tidak ingin Homs semakin parah. Karena itu, kami menarik mundur pasukan," lanjut Asaad. Berkat taktik mundur oposisi itulah, pasukan pemerintah pun berhenti membombardir Baba Amr.
 
Tetapi, sejumlah aktivis oposisi melaporkan bahwa FSA tak sepenuhnya meninggalkan Baba Amr kemarin. Mereka masih bertahan di sekitar Homs. Para aktivis itu yakin FSA belum menyerah. "FSA sukses menerapkan taktik tersebut untuk menghentikan kontak senjata dan menyelamatkan warga sipil," ujar Hadi Abdullah, warga Baba Amr.
 
Dalam perkembangan lain, menyikapi kekerasan dan krisis berkepanjangan di Syria, Inggris menarik seluruh staf diplomatiknya kemarin. "Atas pertimbangan keamanan, saya memutuskan untuk menghentikan seluruh aktivitas diplomatik di Syria dan menutup Kedutaan Besar Inggris di Damaskus. Dalam waktu dekat, seluruh staf diplomatik juga akan kembali ke Inggris," tegas Menteri Luar Negeri William Hague.
 
Kemarin Hague kembali mendesak rezim Assad untuk menghentikan represi atas warga Homs. Dia mengimbau Damaskus memberikan kesempatan pada tim kemanusiaan untuk mendistribusikan bantuan kepada warga. Desakan yang sama dilakukan Komisi HAM PBB. Mereka berharap korban jiwa yang konon menembus 7.500 jiwa itu tak terus meningkat. (AP/AFP/hep/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tunggu Hasil Referendum, Kota Ketiga Terus Digempur


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler