Begitu menduduki pos pemeriksaan di Kota Tal Abyad yang terletak di bagian ujung utara Provinsi Raqqa, belasan pejuang oposisi langsung menurunkan bendera nasional Syria. Lalu, mereka mengibarkan bendera oposisi (bendera nasional pertama Syria setelah merdeka dari Prancis pada 1932) dan mengklaim kota perbatasan itu sebagai bagian dari wilayah kekuasaannya.
’’Saya adalah penduduk Syria yang merdeka. Inilah awal dari berakhirnya rezim Assad. Permainan telah usai!’’ seru Zisha Bargash, seorang aktivis oposisi.
Bersama rekan-rekannya, Bargash lantas mengundang warga Syria di perbatasan Turki untuk menyeberang. Tanpa ragu, mereka yang ada di wilayah Turki langsung merayap di bawah kawat berduri yang memagari batas dua negara. Sebagian berhasil menyeberang tanpa luka. Sebagian yang lain sempat tergores kawat yang tajam.
Menyaksikan aktivitas warga yang menyeberang dengan bebas ke Syria, penjaga perbatasan Turki pun tidak tinggal diam. Mereka langsung menutup perbatasan dua negara. Pemerintahan PM Recep Tayyip Erdogan mengerahkan sejumlah besar polisi untuk mencegah massa bergerak ke perbatasan Syria.
Sebelumnya, oposisi juga berhasil merebut beberapa pos pemeriksaan di perbatasan Turki. Termasuk, salah satu pos pemeriksaan di perbatasan Iraq. Namun, dibandingkan pendudukan pos-pos tersebut, perjuangan di Tal Abyad paling signifikan. Apalagi, sempat terjadi aksi penurunan bendera Syria dan pengibaran bendera oposisi di kota yang berpenduduk sekitar 12 ribu jiwa tersebut.
Sejauh ini, krisis Syria merenggut tak kurang dari 29 ribu jiwa. Sebagian besar di antaranya adalah warga sipil. Selain menelan korban jiwa, konflik juga menyebabkan ratusan ribu warga mengungsi. Saat ini, mereka menghuni sekitar 12 kamp pengungsi di sepanjang perbatasan Syria dan Turki. (AFP/AP/hep/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... RI Bantu Korban Bencana di Korut
Redaktur : Tim Redaksi