Optimistis 2019 Pertumbuhan Ekonomi Kaltim 3,5 Persen

Jumat, 28 Desember 2018 – 00:06 WIB
Ilustrasi batu bara. Foto: Jawa Pos.Com/JPNN

jpnn.com, SAMARINDA - Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur pada 2019 diprediksi masih dipengaruhi kegiatan pertambangan batu bara dan migas seperti yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir.

Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah Provinsi (Setdaprov) Kaltim Sabani optimistis kondisi perekonomian Kaltim akan lebih baik di 2019.

BACA JUGA: Tol Trans Jawa Akan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Jatim

“Tahun depan, batu bara kelihatan menggeliat naik, berprospek baik. Sehingga para investor yang tadi diam, mulai bergerak lagi. Perkiraan kami berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan, pertumbuhan ekonomi naik tahun depan. Tetapi tidak terlalu tinggi,” katanya Selasa (25/12).

Diketahui, ekonomi Kaltim pada 2015 minus 1,21 persen menjadi minus 0,38 persen pada 2016. Membaik pada 2017 dengan tumbuh 3,13 persen. Tahun ini, hingga triwulan ketiga ekonomi Bumi Etam baru mencapai 1,79 persen. Sehingga diprediksikan ekonomi Kaltim 2018 tumbuh dalam rentang 1,84-2,24 persen.

BACA JUGA: Tekan Angka Pengangguran dengan Program Pemagangan

Lambannya pertumbuhan ekonomi tersebut, di antaranya karena masih fluktuatifnya ekonomi nasional dan belum stabilnya harga jual batu bara di Kaltim.

“Saya yakin, pada tahun depan ekonomi Kaltim tumbuh sekitar 3,5 persen. Karena, tahun depan bisnis yang tahun ini belum berjalan baik akan dilanjutkan tahun depan. Sehingga ekonomi akan tumbuh lebih baik,” jelasnya.

BACA JUGA: Joko Widodo: Itu Gede Sekali

Menurutnya, ketergantungan pada bahan bakar mineral atau energi fosil, masih menjadi salah satu penyebab lambatnya pertumbuhan ekonomi di Kaltim tahun ini. Selain itu, ada banyak industri yang masih tertahan. Ada juga yang masih kekurangan bahan baku. Kondisi tersebut berdampak pada pertumbuhan ekonomi Kaltim yang relatif melambat.

Walau begitu, menurutnya, geliat ekonomi selama setahun terakhir cenderung terus bergerak naik. “Kalau ada shifting nanti terjadi lima tahun ke depan, mungkin pada proporsi sharing kontribusi kepada PDRB (produk domestik regional bruto). Lebih relatif seimbang, maka ekonomi akan lebih membaik lagi,” tuturnya.

Dia menjelaskan, perkembangan ekonomi di tahun depan, memang masih tampak pada sektor batu bara dan migas. Sawit masih gonjang-ganjing karena penolakan ekspor oleh Eropa yang kadang-kadang terjadi. Adapun industri yang terdapat di Kaltim, baru sebatas mengelola CPO saja. Belum memiliki turunan yang lain.

“CPO itu masih lebih banyak diekspor ke luar negeri, dan sebagian dikapalkan ke Pulau Jawa,” ujarnya.

Sementara itu, setelah beroperasinya Bandara APT Pranoto Samarinda, sejauh ini masih banyak membangkitkan sektor jasa. Tetapi dari sisi lain, dengan adanya investasi baru, termasuk investasi pemerintah, maka sektor konstruksi diperkirakan akan naik.

“Sektor konstruksi bisa tumbuh sampai 9 persen. Tetapi sharing mungkin 0,2 dari pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan. Masih sangat rendah. Pertambangan batu bara, sharing pertumbuhan kontribusi PDRB masih 46 persen,” tutupnya. (*/ctr/ndu/k15)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Minggat Kunci Sukses Nasir


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler