Orang terkaya di Australia, Gina Rinehart, tengah menjajaki peluang investasi sebesar setengah milyar dolar untuk memproduksi susu formula bagi para bayi di China.
Proyek ‘Hope Dairies’ berencana untuk mendirikan pabrik susu terbesar di Australia, dengan mengakuisisi 5000 hektar lahan pertanian di daerah South Burnett, Queensland, dan membangun pabrik pengolahan di dekat Lembah Mary.
BACA JUGA: Dicuri, Medali Perang dan Buku Harian Tua Ini Akhirnya Kembali ke Pemilik
Proyek ini dikendalikan oleh perusahaan Gina yakni ‘Hancock Prospecting’ dan merupakan sebuah langkah untuk mendiversifikasi bisnis perempuan ini, di luar sektor tambang.
BACA JUGA: Google Luncurkan Peta Bawah Laut ââ¬ËGreat Barrier Reefââ¬â¢ Pertama di Dunia
Juru bicara proyek, Jason Morrison, mengatakan, rencana ini akan mulai berproduksi pada akhir tahun 2016.
“Ini akan menjadi besar – tak hanya karena ini akan merevitalisasi industri pengolahan susu, tapi juga akan memberi harapan kepada para pelaku bisnis dan pendapatan ekspor yang besar bagi Australia,” jelasnya.
BACA JUGA: Harapan Warga Australia Dari Pertemuan G20 di Brisbane
Konsumsi sufor bayi di China diperkirakan akan berlipat ganda pada 3 tahun mendatang, menyusul pelonggaran yang diberlakukan terhadap kebijakan satu anak di negara ini.
“Jadi kami punya produk premium ini, kami memiliki jalan untuk sampai ke sana, kami akan memberi nilai tambah yang lengkap di Australia. Ini termasuk prosesnya, pengalengannya, ekspornya, hingga ke pemasaran produk, jadi ini adalah program dan strategi yang terintegrasi nyata," jelas Jason.
Proposal investasi ini muncul menyusul keputusan Gina untuk membeli 50% saham di 2 peternakan sapi Australia Barat. Jason mengkonfirmasi bahwa, dalam 12 bulan terakhir, dengan mantap, perusahaannya telah membeli sejumlah lahan peternakan tapi ia tak mau menyebut angka pastinya.
"Saya tidak ingin orang berpikir ini hanya tentang apa yang kami lakukan, kami juga akan membeli [susu] dari industri lokal. Peternak lokal akan memiliki kemampuan untuk menjual kepada kami, dan kami, pada titik tertentu, bergantung pada mereka pula," jelas Gina.
Menurut sumber yang didapat ABC, Gina dan mitra bisnisnya di China akan menandatangani nota kesepakatan dengan Pemerintah negara bagian Queensland, pada 15 November, untuk memfasilitasi pengembangan yang diusulkan.
Dalam sebuah pernyataan resmi, juru bicara Deputi Menteri Utama Queensland, Jeff Seeney, mengatakan, proyek ini memiliki potensi untuk menyediakan 350 lapangan kerja di bidang konstruksi dan lebih dari 450 pos di bidang operasional.
“Jika ini menjadi kenyataan, perusahaan pengolahan susu ini akan menjadi contoh jelas dari komitmen pemerintah kita untuk bekerja sama dengan sektor swasta dan masyarakat lokal guna menumbuhkan lapangan pekerjaan di Queensland dan merevitalisasi Lembah Mary," sebut pernyataan itu.
Organisasi Peternak Sapi Perah Queensland (QDO) telah menyambut baik proyek ini, seraya mengatakan ini adalah investasi besar pertama dalam industri susu Queensland sejak akhir 1990-an.
"China menyajikan kesempatan nyata bagi industri kami untuk membentuk kemitraan erat guna memasok produk susu berkualitas tinggi, khususnya susu formula bayi, bagi populasi mereka yang berkembang,” tutur Presiden QDO, Brian Tessmann.
Ia menambahkan, "Kami harap ini akan memberi berbagai peluang bagi keluarga peternak sapi perah Queensland, yang sangat menderita beberapa tahun terakhir karena bencana alam dan bencana buatan manusia, termasuk perang harga susu di swalayan dan sekarang, kekeringan.”
"Kami telah kehilangan lebih dari 130 peternak sapi perah sejak perang harga dimulai," lanjutnya.
Brian mengatakan bahwa proyek “Hope Dairies” adalah contoh nyata dari kepercayaan diri dalam industri Queensland.
"Jelas bahwa konsumen Cina menghargai produk susu berkualitas tinggi, yang kontras dengan Australia, di mana supermarket besar senang untuk mendevaluasi harga susu segar kami,” ungkapnya.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tabrakan Maut Mobil Curian di Perth, Seorang Wanita Tewas