Orang Tua Jangan Lupa Mendidik Anak-anak PAUD Selama Pandemi Corona

Rabu, 29 April 2020 – 11:00 WIB
PAUD. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pandemi corona membuat banyak kegiatan publik beralih dengan pusat aktivitas utamanya berada di rumah.

Situasi ini merupakan realitas baru yang juga dialami dunia pendidikan utamanya terjadi pada pengajaran pendidikan anak usia dini (PAUD).

BACA JUGA: HNW: Kami Komitmen Memperjuangkan Aspirasi Guru PAUD

Mau tidak mau, suka atau tidak, semua pihak mulai guru, orang tua, dan murid harus siap menjalani kehidupan baru lewat pendekatan belajar menggunakan teknologi informasi dan media elektronik agar proses pengajaran bisa berlangsung dengan baik.

Pada konteks yang lain, semua pihak diharapkan tetap bisa optimal menjalankan peran barunya dalam proses belajar-mengajar di masa pandemi ini.

BACA JUGA: Bantuan APD 30 Ton dari Tanoto Foundation untuk Tenaga Medis sudah Mendarat di Indonesia

Demi terselenggaranya tujuan tersebut, Tanoto Foundation melalui program Early Childhood Education and Development (ECED) yang berorientasi pada pengasuhan anak usia dini untuk generasi siap sekolah, bekerja sama dengan Kemendikbud menyelenggarakan kegiatan Webinar dengan bahasan, "Proses Belajar Mengajar PAUD dengan Keterbatasan Teknologi Informasi".

Agenda ini dibuka Eddy Henry, Head of ECED Tanoto Foundation dengan turut mengundang narasumber yang terdiri dari Prof. Netty Herawati (Ketua Umum HIMAPAUDI), Yuli Yana (Pengasuh PAUD Aceh Besar), Wendelina (Guru PAUD Timor Tengah Selatan), Farida Yusuf (IGTKI), Siti Latifa (IGRA), kemudian dari sisi Penanggap hadir Kemendikbud yang diwakili oleh Dr. Muhammad Hasbi (Direktur PAUD) dan Abdoellah, MPd (PLT Direktur Pembinaan Guru dan Tenaga Pendidikan PAUD) serta dari sisi Kemenag diwakili oleh Siti Sakdiyah, MPd (Kasubdit Raudhotlul Atfal).

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: TNI Siap Dikerahkan, Potensi Tsunami Nontektonik, Peringatan WHO

Dalam sambutannya, Eddy menerangkan inisiatif kegiatan ini awalnya didorong oleh Kemendikbud.

Tanoto Foundation menyambut baik ajakan tersebut dengan merealisasikan pelaksanaan webinar ini. Menimbang, masih terdapat kesenjangan akses terhadap internet, kapasitas menggunakan aplikasi pembelajaran, serta kemampuan finansial di setiap wilayah. 

"Agar beragam tantangan yang dihadapi oleh institusi pendidikan anak usia dini setingkat TK atau RA dalam masa pandemi ini dapat segera teratasi dan usulan-usulan yang mengemuka dalan diskusi ini nantinya bisa membantu menjangkau masyarakat yang lebih luas", ungkapnya.

Menurutnya, orang tua bisa menekan tombol pause untuk beberapa kegiatan, tapi tidak bisa melakukannya kepada pertumbuhan anak-anak. 

Sementara itu, Prof. Netty Herawati menekankan pentingnya Kemerdekaan Belajar sehingga, baik guru, orang tua, dan murid bisa menikmati proses belajar-mengajar di rumah.

"Inilah masa kita membahagiakan semua dengan lebih memahami apa yang menjadi kebutuhan dasar anak sambil memenuhi tujuan utama PAUD, yakni soal iman dan takwa lewat penanaman karakter yang sederhana seperi sopan, santun, gairah beribadah, dan membantu orang tua. Jangan sampai semua jadi stress, karena orang tua harus memenuhi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) dari Guru, sementara Guru ditagih oleh Dikbud sebagai bagian pertanggungjawaban kinerja," ujarnya.

Di sisi penanggap, Dr. Hasbi menjelaskan upaya-upaya yang sudah dilakukan oleh Kemendikbud untuk menyikapi situasi belajar selama pandemi Covid19 ini melalui banyak cara.

Di antaranya bagi mereka yang punya akses teknologi, bisa memanfaatkan beragam aplikasi belajar, seperti Anggun PAUD, Sahabat Keluarga, Rumah Belajar, dan lainnya.

Bagi yang tidak punya akses bisa melalui TVRI, sambil terus dievaluasi proses pelaksanaannya. 

"Bagaimana bila internet dan TVRI tidak bisa diakses? Ada prinsip yang perlu dipegang, pertama soal kebahagiaan anak dalam belajar. Kedua, keselamatan peserta didik, orang tua, dan guru. Artinya Kunjungan ke rumah bisa dilakukan asal daerah yang bersangkutan tidak dalam protokol darurat pandemi (red zone)", ujarnya. 

Dia mengatakan Permendikbud No. 20 Tahun 2020, Tentang Relaksasi Komponen BOP diharapkan juga membantu proses pembelajaran dan bermain, karena diarahkan pada (1) pembelian paket data/kuota bagi guru dan peserta didik (2) Pembelian platform pembelajaran.

"Sementara dari sisi pendukung, transport pendidik dan honor diserahkan dan disesuaikan kepada kepala satuan masing-masing," ungkapnya menutup sesi. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler