jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri meminta kepada aparat TNI-Polri untuk jangan melakukan intimidasi terhadap rakyat, termasuk simpatisan parpolnya.
Hal ini disampaikan Megawati, dalam kampanye akbar pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Sabtu, 3 Februari 2024.
BACA JUGA: Satgas Ganjar-Mahfud Dideklarasikan dalam Kampanye Akbar di GBK, Apa Tujuannya?
"Hei polisi, jangan lagi intimidasi rakyatku! Hei tentara, jangan lagi intimidasi rakyaktku. PDI Perjuangan adalah partai sah di republik ini, artinya diizinkan untuk mengikuti yang namanya pemilu, pemilihan umum langsung adalah hak rakyat, bukan kepunyaan kalian, ingat!" kata Mega yang disambut riuh massa di lokasi.
Putri Presiden Soekarno itu mengatakan bahwa saat ini masyarakat Indonesia harus sadar terhadap upaya yang dilakukan segelintir pihak yang ingin melanggengkan kekuasaan.
BACA JUGA: Sukarelawan Jokowi di Pilgub DKI 2012 Komitmen Memenangkan Ganjar-Mahfud
"Bayangkan kalian ini sebagai pewaris kemrdekaan ini seharusnya harus tahu siapapun orangnya, kalau merasa sebagai warga negara Indonesia, maka sebenarnya kita tidak boleh dipecah-pecah, hanya karena berkeinginan untuk melanggengkan kekuasaan, betul apa tidak," tanya Mega.
"Betul," jawab peserta acara.
BACA JUGA: Menyusul di Belakang Megawati, Ahok Ikut Kampanye Akbar Ganjar-Mahfud di GBK
Mega menegaskan, siapa pun di mata hukum punya derajat yang sama sekalipun itu Presiden.
"Jadi, kalau ada yang berniat atau melakukan hal-hal yang merugikan rakyat Indonesia, apakah kamu takut?" tanya Mega.
"Tidak," jawab para hadirin.
"Kenapa, kenapa, karena perundangan kita itu melindungi seluruh rakyat Indonesia, dimana pun mereka berada. Apa dia presiden, apa dia menteri, apa dia namanya TNI, Polri, dia adalah rakyat Indonesia. Ingat! Betul apa tidak?" kata Mega. (ast/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
BACA ARTIKEL LAINNYA... Massa Kampanye Ganjar-Mahfud di GBK Mebeludak, Hasto Minta Maaf Atas Kemacetan
Redaktur : Elfany Kurniawan
Reporter : Aristo Setiawan