Order Meningkat 50 Persen, Harus Kelar Seminggu Jelang Lebaran

Senin, 20 Juni 2016 – 05:18 WIB
Eli, saat menjahit orderan. Foto: Pratiwi/Cenderawasih Pos

jpnn.com - HARI raya Idul Fitri masih sekitar dua minggu lagi. Pelaku usaha yang satu ini pun mulai makin sibuk. Ya, para penjahit mulai kebanjiran order pembuatan baju, permak dan lainnya.

Untuk membuat baju di pejahit harus order jauh-jauh hari, paling tidak satu bulan sebelumnya. Kalau sudah mendekati lebaran, biasanya mereka sudah tidak menerima order jahitan lagi. Semua itu mereka lakukan untuk mempertahankan kualitas dan ketepatan waktu yang dijanjikan ke pelanggan.

BACA JUGA: Gelar Bazar Murah, KIBIF Gandeng Komite Daging Sapi

Seperti di penjahit Kartika di Dok V, depan Lapangan Mandala. Saat Cenderawasih Pos berkunjung Sabtu (18/6), mereka tampak sibuk mengerjakan jahitan pesanan pelanggan yang sudah order satu hingga dua bulan lalu. Ada yang memesan baju keluarga, ada yang sendiri dan ada yang baju seragam.

“Ini baju yang saya gunting baju perorangan dengan model gamis syar’i dengan bentuk payung, kecil di atas lebar di bagian bawah,” ungkap Eli, pemilik penjahit Kartika.

BACA JUGA: Safari Ramadan, KSAL Kunjungi Lantamal Pontianak

Sambil kembali memotong baju-baju pesanan orang dia mengatakan bahwa jika ingin menjahit baju, harus dilakukan satu atau dua bulan sebelumnnya, agar tidak tergesa dalam pengerjaan dan harus ada patokan berapa buah baju yang sanggup dibuat. Semua harus selesai satu minggu sebelum lebaran. Dengan begitu hasil yang diberikan maksimal dan orang akan kembali lagi kepada penjahitnya.

“Harus ada patokan kalau hari-hari besar seperti ini, jika tidak semua jahitan tidak akan selesai, ini saja ada yang mau masukan jahitan akan tetapi saya tolak, karena masih banyak baju-baju yang belum selesai dikerjakan,” ujarnya.

BACA JUGA: Organda Pastikan Tarif Angkutan tak Naik

Setiap hari besar keagamaan seperti ini menerima sekitar 10 pasang hingga 20 baju pasang baju, yang ia kerjakan sendiri, dengan membagi waktu untuk potong dan saat jahit ia mampu mengerjakan sendirian. 

Ongkos jahit yang ia berikan bervariasi. Untuk ongkos jahit baju seragam keluarga seperti satu pasang Rp 200 hingga Rp 300 ribu, kebaya mulai dari Rp 350 ribu hingga Rp 500 ribu, kemeja pria mulai Rp 210 ribu hingga Rp 250 ribu, wanita Rp 170 ribu. “Harga yang ada itu tergantung dari model, tingkat kesulitan, serta kain,” imbuhnya.

Hal senada juga dikatakan Musdalifah, penjahit Sakinah di Pasar Entrop bahwa di Bulan Ramadan ini order jahitan meningkat dan model baju yang dipesan kebanyakan gamis syhar’i dengan model payung dengan bahan kaos korea dan berpasangan dengan jilbab.“Model payung yang banyak di pesan, mereka para pelanggan sudah memasukan dari dua bulan lalu,”ucapnya.

Sama halnya dengan Eli ia juga mempunyai patokan pesanan, yang mana saat hari puasa tiba ia sudah tidak menerima lagi pesanan, akan tetapi jika beberapa baju sudah selesai bisalah ia menerima lagi pesanan untuk tiga pasang baju. 

“Saya juga melihat modelnya mudah serta ini perorangan atau tidak,  jika perorangan dan mudah modelnya saya terima, tapi jika sebaliknya saya menolak karena orderan meningkat hingga 50 persen jadi harus membatasi order jahitan supaya kualitas jahitan tetap terjaga dan bisa selesai tepat waktu,’’ungkapnya.

Tarif yang ia berikan tidak jauh beda dengan kompetitor yang lainnya, hanya saja ia menjual kain juga sehingga jika orang tak punya kain bisa membeli kain di tempatnya. (qadri pratiwi/ */adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Wow! 14 Ribu Pengunjung Bersarung di Lapangan Bola


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler