jpnn.com, JAKARTA - Dokter spesialis gizi klinik dari Universitas Indonesia Dr. dr. Luciana B. Sutanto, MS, Sp.GK mengatakan proses osteoporosis bisa menyerang siapa saja bahkan di usia muda dan produktif seperti 30 tahunan.
Luciana menjelaskan proses osteoprosis berlangsung dalam jangka panjang.
BACA JUGA: Wapres Maruf Amin Ingatkan Masyarakat Bahaya Osteoporosis, Begini
Seseorang dengan kondisi ini dapat tidak menyadarinya sampai kerusakan benar-benar terjadi.
"Osteoporosis memang seringkali dikaitkan dengan orang-orang berusia lanjut, namun nyatanya bisa menyerang siapa saja bahkan di usia muda dan produktif seperti usia 30," kata Luciana melalui siaran persnya, dikutip Rabu (20/20).
BACA JUGA: 6 Cara Terbaik Menghindari Tulang Keropos Akibat Osteoporosis
Osteoporosis merupakan penyakit akibat tulang kehilangan kepadatan dan akhirnya rapuh, sehingga tekanan ringan seperti membungkuk atau batuk pun dapat menyebabkan patah tulang.
Fraktur atau patah tulang terkait osteoporosis paling sering terjadi di pinggul, pergelangan tangan atau tulang belakang.
BACA JUGA: Yuk Cegah Osteoporosis dengan Menghindari Makanan Ini
Beberapa gejala atau tanda yang terjadi merupakan fraktur akibat dari osteoporosis, seperti postur bungkuk, sakit punggung, menurunnya tinggi badan, sering mengalami cedera atau keretakan tulang.
Luciana mengatakan hal ini perlu menjadi perhatian khususnya perempuan yang memasuki usia 30 tahun.
Sebab, pada masa itu mereka cenderung mengalami penurunan massa tulang sampai periode menopause dan seterusnya.
Jika mereka menikah, di usia 30-an, banyak dari mereka yang mungkin hamil atau menyusui, inilah salah satu kelompok risiko osteoporosis.
Penelitian International Osteoporosis Foundation menunjukkan risiko perempuan terkena osteoporosis empat kali lebih tinggi dibandingkan laki-laki.
"Sayangnya, tidak banyak perempuan usia 30 yang sadar menjaga kesehatan tulang sangatlah penting," tutur Luciana yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia (PDGKI) itu.
Dalam menjaga kesehatan tulang, asupan makanan mengandung kalsium dan vitamin D menjadi penting dan sebaiknya dimulai bahkan sebelum seseorang memasuki usia 30 tahun.
Kedua nutrisi ini bisa bekerja secara sinergis untuk menjaga kesehatan tulang.
Orang Indonesia pada umumnya hanya mengonsumsi 25 persen kalsium (254 mg) dari asupan kalsium harian yang direkomendasikan (1000 – 1200 mg).
Menurut Luciana, suplementasi dapat mengompensasi defisit ini.
Selain itu, hidup sehat seperti aktif berolahraga, mengurangi konsumsi kafein dan alkohol, tentu akan membantu mencegah seseorang terkena osteoporosis.
Menurut Infodatin Kementerian Kesehatan RI 2020, pada 2050 di seluruh dunia diperkirakan 6,3 juta orang per tahun mengalami patah tulang pinggul, dan lebih dari setengahnya terjadi di Asia.
Pada tahun 2050, penduduk Indonesia pada kelompok risiko osteoporosis akan tumbuh sebesar 135 persen.
Sebanyak 40,6 persen perempuan Indonesia berusia 20-29 tahun memiliki massa tulang rendah, yang meningkatkan risiko osteoporosis dan patah tulang dalam 20 tahun ke depan saat mereka mencapai menopause. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Boy