jpnn.com, JAKARTA - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan operasi tangkap tangan atau OTT di Sidoarjo, Jawa Timur pada Jumat (26/1).
Dalam operasi itu, penyidik KPK memeriksa 10 orang yang terjaring OTT tersebut.
BACA JUGA: KPK Bergerak ke Jatim, Sejumlah Pejabat Terjaring OTT
Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri mengakui adanya OTT di Sidoarjo.
"Sekarang masih berproses, sehingga tentu kami belum dapat menyampaikan secara utuh dan lengkap,” ujarnya di Jakarta.
BACA JUGA: Arya Sinulingga: Jubir 01 Unggah Foto Hoaks Jokowi & Erick Bagikan Sembako di Depan Istana
Namun, Ali menginformasikan bahwa OTT KPK itu terkait dugaan pemotongan pembayaran insentif pajak dan retribusi daerah.
Dia menyebut sebagian orang yang diamankan merupakan aparatur sipil negara (ASN) daerah setempat.
BACA JUGA: Ganjar: Kalau Cuma Tanam Singkong sama Jagung Anak Muda lebih Jago
“Yang kami peroleh informasinya beberapa ASN. Ada sekitar 10 orang yang diperiksa," kata dia.
Walakin, dia belum bisa memerinci identitas orang yang terjaring OTT.
Ali juga belum bisa menjelaskan bagaimana konstruksi dimaksud karena proses pemeriksaan masih berlangsung.
“Untuk yang Sidoarjo, tadi informasi dari teman-teman ada yang sedang dalam proses pemeriksaan di sana (di Sidoarjo) dan ada juga yang sudah ada di sini (di Jakarta),” tuturnya.
Pelayanan Tetap Berjalan
Pemerintah Kabupaten Sidoarjo memastikan layanan di kantor Badan Pelayanan Pajak Daerah (BPPD) setempat berjalan normal meski ada beberapa ruangan disegel tim KPK.
Wakil Bupati Sidoarjo Subandi mengatakan pihaknya telah melakukan rapat koordinasi dengan Pj Sekda Sidoarjo Andjar Surjadianto dan Kepala BKD Sidoarjo Makhmud terkait dengan layanan di kantor tersebut.
"Kami sudah berkoordinasi dan dipastikan layanan tetap berjalan seperti biasa," ucapnya.
Disinggung terkait dengan ASN yang kena OTT KPK, Subandi belum bisa memberikan statemen pasti.
"Saya tidak tahu kalau itu," jawabnya melalui sambungan telepon.
Dari info yang dihimpun, KPK mulai melakukan pemeriksaan sejumlah ASN di Sidoarjo tersebut sejak Kamis (25/1).
Para ASN yang diduga terlibat dalam kasus tersebut sebanyak tiga orang dan ada pula pegawai bank.(ant/jpnn,com)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam