jpnn.com, JAKARTA - Menurut sebuah studi penelitian yang dilakukan di Swiss dan diterbitkan oleh American Chemical Society dalam jurnal Environmental Science & Technology pada tanggal 1 Januari 2006, sepeda motor secara kolektif mengeluarkan 16 kali lebih banyak hidrokarbon, 3 kali lebih banyak karbon monoksida, dan jumlah yang "sangat tinggi" dari polutan udara lainnya jika dibandingkan dengan mobil penumpang.
Hidrokarbon yang dikeluarkan oleh kendaraan roda dua telah dikaitkan dengan pemanasan global, dan telah diduga bersifat karsinogenik pula, membahayakan kesehatan manusia.
BACA JUGA: Motor Listrik Bergaya Cafe Racer Ini Keren Banget, Dijual Cuma Rp10 Jutaan, Mau?
Situasi dunia saat ini menunjukkan adanya urgensi yang tinggi untuk beralih ke kendaraan yang lebih ramah terhadap lingkungan dan tidak membahayakan kesehatan manusia. Kendaraan listrik adalah jawabannya dan OYIKA memiliki solusi untuk menurunkan hambatan adopsi sepeda motor listrik (e-motorbike).
OYIKA adalah sebuah perusahaan asal Singapura yang menerapkan konsep berbagi baterai untuk sepeda motor listrik di 2018. OYIKA datang ke Indonesia di tahun 2020 dibawah naungan PT. Oyika Powered Solutions yang dipimpin oleh Larry Lim sebagai Presiden Direktur.
BACA JUGA: TVS Siapkan Motor Listrik Terbaru, Seperti Apa?
Dengan konsep berbagi baterai, OYIKA memperbolehkan pengendara sepeda motor listrik untuk menukar baterainya yang hampir habis dengan baterai yang terisi penuh di stasiun pertukaran (swap stations).
Jadi, sebagai ganti dari mengisi bensin di SPBU ketika kendaraan mulai kehabisan bahan bakar, pengendara kini mengisi ulang menggunakan tenaga yang sudah tersimpan dan siap dipakai. Sistem berbagi baterai maka bisa menggantikan bensin. Biayanya pun menjadi lebih murah.
BACA JUGA: Cadangan Minyak Bumi Diprediksi Habis 15 Tahun Mendatang, Begini Respons Eddy Soeparno
Mengapa memerlukan konsep berbagi baterai? Selama ini berbagai kecemasan pada jarak tempuh kendaraan listrik, degradasi baterai, dan harga uang muka pembelian baterai yang tinggi telah menjadi penghambat untuk adopsi kendaraan listrik. Solusi dari OYIKA menjawab berbagai pemasalahan ini.
Saat ini tercatat setidaknya ada 120 juta sepeda motor di Indonesia dengan kurang dari 0,1% di antaranya adalah sepeda motor listrik. Indonesia sendiri adalah pasar sepeda motor terbesar ke-3 di dunia, setelah India dan Cina, tetapi dengan kepadatan sepeda motor yang jauh lebih tinggi.
Sepeda motor mewakili lebih dari 85% dari total populasi kendaraan Indonesia. Dengan demikian, pengenalan sepeda motor listrik adalah cara tercepat untuk mengurangi total emisi kendaraan.
Bertentangan dengan keyakinan umum, sepeda motor listrik bisa menjadi lebih murah dibandingkan dengan sepeda motor tradisional yang menggunakan mesin pembakaran internal jika konsep berbagi baterai diperkenalkan.
Hal itu dikarenakan pengendara tidak perlu menanggung biaya dimuka untuk baterai sepeda motor listrik, yang bisa menjadi 50% atau lebih dari total biaya kendaraan listrik. Maka, tanpa subsidi pemerintah pun, sepeda motor listrik menjadi lebih murah, dan bahkan bisa bersaing dengan sistem BBM bersubsidi seperti yang diterapkan di Indonesia.
OYIKA bekerja sama dengan beberapa merek sepeda motor listrik terkemuka buatan lokal, dan mengubah sepeda motor mereka menjadi sepeda motor listrik pintar.
Hal itu dicapai melalui penggambungan dengan baterai pintar portabel OYIKA, jaringan stasiun pengisian daya, serta aplikasi seluler. Dengan demikian, OYIKA ikut serta mempromosikan industri sepeda motor listrik buatan negara dan juga merek-merek lokal yang menjadi mitranya.
OYIKA menawarkan konsep berbagi baterai tanpa kontrak, tanpa uang muka, dan tanpa deposit, yang dibundel dengan sepeda motor listrik dari para mitranya, dengan basis pembayaran sesuai penggunaan per trip untuk perjalanan singkat, dan per minggu untuk para pengendara jasa pengantaran. Ini mirip dengan paket telepon seluler prabayar, namun dengan telepon seluler yang telah tersedia untuk digunakan.
OYIKA juga menawarkan paket langganan bulanan untuk individu dan perusahaan, seperti paket langganan ponsel pasca bayar.
“Kami telah melakukan uji coba sepeda motor listrik dan penggantian baterai sejak bulan Juli 2020 dan juga telah memasang beberapa stasiun pertukaran (swap stations) di toko swalayan Alfamart sejak bulan September. Ada 11 swap stations yang disebarkan di Jakarta untuk uji coba tahap awal. Kami berencana untuk memasang 1000 swap stations di Jakarta pada tahun 2021," ujar Larry Lim, Presiden Direktur OYIKA Indonesia.
“Di saat pembicaraan ini juga, baterai OYIKA sedang dirakit di Indonesia. Ini adalah bagian dari strategi kami untuk merakit baterai berkemampuan IoT (Internet untuk Segala) pintar di Indonesia secara lokal bahkan dari batch pertama. Sel-sel baterai OYIKA berasal dari Murata Jepang dengan kualitas yang sangat bagus," tambah Larry Lim.
OYIKA menargetkan konsep berbagi baterai ini atau terkadang disebut sebagai battery-asa-service (BaaS), tidak hanya untuk diterapkan di kota-kota besar di Indonesia, tetapi juga ke pelosok pedesaan di Indonesia secepatnya.
Masyarakat pedesaan juga bisa memilih untuk mengoperasikan swap stations OYIKA sendiri dan OYIKA akan menetapkan biaya untuk memulai bisnis ini menjadi terjangkau. Tidak semua orang mampu memiliki pom bensin, namun siapa pun bisa mendapatkan kesempatan untuk mengoperasikan swap stations melalui OYIKA.(jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich