PABBSI Tak Berani Sentralisasi

Rabu, 12 Februari 2014 – 05:25 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Lifter-lifter andalan Indonesia kembali tidak akan melakukan latihan sama-sama di Jakarta. Kondisi yang tidak jauh berbeda seperti ketika program pelatnas SEA Games 2013 lalu. Nah, kini untuk persiapan pelatnas Asian Games 2014 Incheon pun Eko Yuli Irawan dkk tetap berlatih terpisah.

Latihan secara desentralisasi kembali dilakukan oleh PB PABBSI untuk pelatnas Asian Games ini. Persoalan anggaran pun menjadi alasannya. Selain anggaran juga belum ada kejelasan hingga saat ini kapan turunnya, nilainya pun tidak bisa digantungkan untuk membiayai pelatnas terpusat di Jakarta.

BACA JUGA: Real Madrid Tunggu Barcelona di Final Copa Del Rey

Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PABBSI Sonny Kasiran ketika ditemui Jawa Pos, di kantornya di kawasan Senayan, Jakarta, kemarin (11/2).

"Kalau dilakukan secara sentralisasi, dari mana kami mendapatkan dana untuk membiayai hotel ataupun akomodasinya selama di Jakarta?," ujarnya.

BACA JUGA: Diimbangi WBA, Posisi Chelsea Terancam Arsenal dan City

Menurutnya, anggaran pelatnas selama ini hanya cukup untuk membiayai kebutuhan atlet, mulai dari peralatan ataupun suplemen dan vitaminnya. Itu pun jumlahnya cukup mepet dan diberikan tidak tepat waktu. Sementara jika digunakan untuk sentralisasi jelasnya jumlahnya tidak akan bisa tercukupi.

Apalagi, untuk pelatnas Asian Games ini yang akan diikuti 14 orang lifter, putra dan putri. Nah, kemungkinan, tiga daerah bakalan digunakan sebagai lokasi latihan pelatnas angkat besi, Jakarta, Bekasi, dan Balikpapan. "Mungkin yang di sini (Jakarta, Red) salah satunya ya Eko Yuli," cetus Sonny.

BACA JUGA: Ladeni Persib, Macan Putih Wajib Menang

Apakah tidak ada usaha dari PB PABBSI mencari sponsor atau menalangi pembiayaannya dulu? Sonny menyebut opsi itu tidak akan dia lakukan. Baik untuk melakukan sentralisasi latihan atau memenuhi kebutuhan lain, misalnya membayar pelatih asing lagi seperti saat persiapan di SEA Games lalu.

"Kemarin memang kami berani menalanginya dahulu, tapi untuk kali ini kami tidak bisa. Sudah cukup banyak kami kemarin tekor (baca: menelan kerugian) dengan menalanginya. Sekarang, ada MoU, ada juga dananya. Kalau memang maunya sentralisasi, ya kami minta support dana di muka," bebernya.

Sekalipun pola desentralisasi kembali digunakan, tim pelatih PABBSI tidak menganggapnya jadi ancaman untuk tidak meraih medali di Asian Games, September-Oktober mendatang. Buktinya, sejak 2008 desentralisasi diterapkan, angkat besi rutin menyumbangkan medali bagi Indonesia di berbagai multi event, baik SEA Games atau Asian Games dan Olimpiade.

Hal tersebut diungkapkan Lukman, pelatih pelatnas angkat besi. Pelatih asal Kaltim itu menyebut kesamaan program pelatih di tiap tempat latihan menjadi sebab mengapa desentralisasi tidak akan mengganggu prestasi atlet.

"Perbedaanya hanya pada peak performance-nya. Itupun tidak akan jauh berbeda," pungkasnya. (ren)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Turun Minum, Chelsea Ungguli WBA Berkat Gol Ivanovic


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler