Pabrik Baru Honda Produksi MPV

Jumat, 19 Juli 2013 – 04:05 WIB
JAKARTA - PT Honda Prospect Motor (HPM) mempercepat penyelesaian pabrik keduanya di Karawang, Jawa Barat dari target semula April 2013 menjadi triwulan pertama 2013. Pabrik tersebut nantinya bakal memproduksi mobil jenis low MPV (multi purpose vehicle) yang masih dirahasiakan.

"Lokal komponen lebih dari 80 persen dengan menggunakan mesin 1.500 cc seperti kebanyakan segmen low MPV lainnya. Harganya juga belum bisa kita sebutkan," ujar Direktur Pemasaran & Layanan Purna Jual PT Honda Prospect Motor (HPM), Jonfis Fandy disela buka bersama sore kemarin (18/7).

Dia mengakui bahwa segmen MPV masih sangat digemari di Indonesia. Pertimbangannya, kapasitas bisa mencapai tujuh penumpang. Dia tidak menolak asumsi bahwa kehadiran low MPV Honda dengan dimensi panjang 4,4 meter ini akan menyaingi produk Nissan Grand Livina."Dari sisi harga pasti akan sangat kompetitif," tandasnya.

Meski begitu Jonfis menolak memberikan kisaran harga karena hal itu belum diputuskan secara korporasi. Mobil tersebut rencananya bakal di-launching pada saat pagelaran IIMS (Indonesia International Motor Show) 2013 bulan Oktober nanti.

"Nama mobilnya juga belum bisa kami sampaikan, menunggu pagelaran IIMS nanti," tukasnya.

Mobil low MPV tersebut akan diproduksi setelah pabrik baru di Karawang selesai dibangun pada awal tahun 2013. Jonfis mengungkapkan bahwa kandungan lokal (local content) mobil low MPV tersebut sangat tinggi, sekitar 80 persennya dibuat di dalam negeri.

"Kami berkomitmen menggunakan komponen lokal untuk memproduksi mobil ini," lanjutnya.

"Menururnya, mobil tersebut akan meningkatkan kebanggan nasional, pasalnya low MPV yang masih dirahasiakan tersebut pertama kali diproduksi dan dijual di Indonesia. Di negara lain belum pernah ada.

"Indonesia negara pertama yang memproduksi, ini modifikasi Honda Jazz dengan Brio," ungkapnya.

Meski begitu, dia mengakui bahwa sebagian kecil suku cadang mobil low MPV tersebut masih harus diimpor dari luar negeri, khususnya Jepang dan Thailand. Pasalnya, belum ada industri nasional yang memproduksi suku cadang tersebut.

"Sekitar 20 persen masih kita impor dari Jepang dan Thailand, seperti electrical part itu masih beli diluar," jelasnya. (wir)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Semen Indonesia Bersinergi dengan Perum Perhutani

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler