Pabrik MA-60 di Tiongkok, dari Pembuat Pesawat Militer hingga Pemasok Merpati

Bangga, Sudah Bikin 1.800 Sirip Belakang Boeing 737

Rabu, 08 Juni 2011 – 08:08 WIB

Pabrik MA-60 di Tiongkok yang produknya dibeli Maskapai Penerbangan Merpati dulu adalah spesialis pembuat pesawat militerMeski berdiri sejak umur Tiongkok 30 tahun, pabrik itu baru membuat pesawat sipil pada 1997

BACA JUGA: Beralas Kaki, Penjaga Pintu Air Itu Terima Kalpataru

Inilah laporan wartawan Jawa Pos Candra Kurnia yang baru pulang dari sana


==============================

XIAN Aircraft International Corporation (XIAC), nama pabrik pembuat pesawat MA-60, berdiri di atas lahan cukup luas, sekitar 1,79 juta meter persegi

BACA JUGA: Dulu Pengumpul Barang Bekas, Kini Koordinator Pengamen

Lokasinya berada di Kota Yanan, Provinsi Shaanxi

   
Ketika rombongan dari Indonesia, termasuk Jawa Pos, tiba di lokasi pabrik tersebut pada Minggu akhir bulan lalu (29/5), kondisinya sepi

BACA JUGA: Kampung Pandean IV Surabaya yang Dinyatakan sebagai Tempat Kelahiran Soekarno

Kebetulan, saat itu adalah libur, sehingga yang berada di pabrik hanya beberapa karyawan yang piket di beberapa ruang workshop

Kondisi berbeda terjadi esok harinyaSaat itu, sekitar pukul 07.00 waktu setempat, di gerbang perusahaan terlihat ribuan pekerja XAIC datang dengan mengendarai sepedaXAIC mempekerjakan 21 ribu karyawan.

Karena pabrik pesawat itu adalah fasilitas militer, wartawan tidak leluasa mengambil gambar atau bahkan merekamnyaPihak panitia hanya mengizinkan wartawan mengambil gambar di tiga titikKetiganya adalah bengkel pembuatan sejumlah bagian pesawat milik maskapai asing seperti Boeing, Airbus, ATR, dan Alenia.

Di pabrik itu, lokasi pertama yang dikunjungi adalah museum Aviation Industry Corporation of China (AVIC)AVIC adalah perusahaan induk XAICDi pintu masuk ruang yang luasnya setara dengan luas lapangan basket itu terpampang tulisan mencolok berisi peringatan untuk tidak merekam dan mengambil foto

Di museum itu terpampang foto, narasi sejarah perjalanan perusahaan, sejumlah miniatur pesawat buatan AVIC, dan prototipe pengembangan teknologi pesawat yang sudah diproduksi

Di ruang yang serba berbau pesawat itu terpampang replika bus dengan skala 1 : 1 di salah satu sudutnya"Ini salah satu produk kami, Silverbus, proyek kerja sama dengan Volvo," terang Asisten Presiden Direktur XAIC Zhang Xiaohong yang mendampingi rombongan dari Indonesia.

Museum AVIC menggambarkan perjalanan perusahaan yang berdiri sejak RRT (Republik Rakyat Tiongkok) berusia 30 tahunDi awal debutnya, perusahaan BUMN itu didaulat untuk memproduksi dan mengembangkan teknologi pesawat militerSebagian besar pesawat produksinya diadaptasi dari jet buatan Uni Soviet

Produk pertamanya adalah pesawat pengebom (bomber) seri H-6Pesawat itu diadaptasi dari Soviet Tupolev Tu-16, jet bermesin ganda buatan Uni SovietLisensi pembuatannya diperoleh Tiongkok pada 1958Pesawat H-6 pertama diterbangkan setahun kemudian.

Seri H-6 terbaru dan tercanggih adalah H-6KPesawat ini dirancang dengan kemampuan menembus target yang dilindungi secara ketat di seluruh wilayah Asia, khususnya pangkalan militer Angkatan Udara Amerika (USAF) dan Angkatan Laut Amerika (USN) di Jepang serta Korea Selatan.

Pesawat tempur buatan AVIC lainnya adalah bomber Flying Leopard FBC-1Ini adalah pesawat tandem dua penumpang andalan Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok"Pesawat-pesawat produksi kami ikut dalam parade militer terbesar dalam rangka ulang tahun ke-60 RRT pada September 2009," tambah Zhang.

AVIC kemudian mulai mengembangkan produksi pesawat sipil pada 1997Dengan mendirikan perusahaan terbuka XAIC, sahamnya didaftarkan di Shenzhen Stock Exchange pada 26 Juni 1997.

Pesawat sipil yang dibuat adalah seri Y7 dan MA-60Sebagian besar suku cadang pesawat masih diimpor dari perusahaan luar negeri, seperti Pratt & Whitney dan Boeing.

Saat ini XAIC telah menjadi partner strategis sejumlah perusahaan produsen pesawat ternama di dunia, seperti Boeing, Airbus, dan AleniaProduk utamanya adalah penyedia sirip belakang (vertical fin) Boeing 737, flight control dan lantai pesawat Boeing 747, serta sayap pesawat Airbus A320"Kami sudah membuat 1.800 unit vertical fin Boeing 737Jadi, dari dua per tiga pesawat Boeing yang terbang di angkasa, sebagian spare parts kami yang buat," tambahnya.

Anak perusahaan XAIC, Tianjin Company mengkhususkan bidang kerja dalam perakitan akhir sayap A320Saat ini perusahaan tersebut menjadi satu-satunya penyuplai sayap A320 series di luar Eropa.

"Tujuan kami mengundang media Indonesia kemari adalah untuk membuktikan bahwa kami perusahaan kredibel dan tepercayaSeeing is believing (melihat dan kemudian percaya)," tandas Zhang(c2/kum)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kampung Pandean IV Surabaya yang Dinyatakan sebagai Tempat Kelahiran Soekarno


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler