Pabrikan Minta Kejelasan Insentif Mobil Listrik

Selasa, 14 November 2017 – 13:26 WIB
Ilustrasi mobil listrik. Foto: Miftakhul Fahamsyah/Jawa Pos/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Vice President Director of Marketing and Sales PT Nissan Motor Indonesia Davy J. Tuilan mengatakan, tantangan membawa mobil listrik ke Indonesia adalah infrastruktur dan perpajakan.

’’Pertama jelas tentang charging station. Quick charging station di Jepang itu kira-kira 30 menit. Ini kita belum ada,’’ ujar Davy, Senin (13/11).

BACA JUGA: Industri Makanan dan Minuman Sumbang PDB 34,95 Persen

Selain itu, pemerintah Indonesia belum merumuskan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM), bea impor, dan registration fee.

’’Berkaca di Jepang, registration fee EV (mobil listrik) itu nol. Ini apresiasi kepada pabrikan yang membantu pemerintah mengurangi efek rumah kaca,’’ kata Davy.

BACA JUGA: Peringkat Kemudahan Berbisnis Naik, Investor Makin Bergairah

Secara jangka pendek, Davy menuturkan bahwa kendaraan listrik, khususnya yang berbasis full emission vehicle (EV, masih butuh waktu untuk menemukan pasarnya.

’’Karena itu, kami ingin edukasi masyarakat Indonesia tentang nikmatnya mengendarai mobil listrik,’’ tutur Davy.

BACA JUGA: PB WI Perjuangkan Nomor Taolu Masuk Asian Games 2018.

Kemarin, Nissan memamerkan produk kendaraan listrik, yakni Nissan Note e-Power.

Pabrikan asal Jepang tersebut mengklaim pihaknya siap menerjunkan produk LCEV-nya di Indonesia.

Presiden Direktur PT Nissan Motor Indonesia Eiichi Koito menjelaskan, teknologi e-Power masuk ke pasar mobil listrik sejak 2010 di Nissan Leaf.

’’Sejauh ini produk tersebut merupakan produk mobil listrik best selling kami di Jepang,’’ ungkapnya.

Konsep e-Power diharapkan Eiichi dapat menjadi jembatan transisi dari mesin konvensional menuju listrik.

Mesin e-Power yang diusung Nissan menggabungkan efisiensi tenaga listrik yang dikonversikan dari mesin BBM.

Efisiensi yang dihasilkan diklaim mencapai 30–35 kilometer per satu liter BBM.

Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto kemarin turut mencoba Nissan Note e-Power.

Airlangga merespons positif teknologi canggih yang dipamerkan Nissan tersebut.

Menperin menjanjikan regulasi program low carbon emission vehicle (LCEV) rampung dalam waktu dekat.

’’Sekarang ini sedang dalam tahap harmonisasi dengan Kementerian Keuangan,’’ jelas Airlangga.

Airlangga menginginkan aturan itu segera diterbitkan agar para pabrikan di dalam negeri punya waktu untuk bersiap-siap dan mulai menjual pada tahun depan.

’’Kami pastikan akhir tahun ini sudah selesai. Kami selaraskan dulu semuanya,’’ tutur Airlangga.

Program LCEV bakal memayungi teknologi canggih seperti hibrida, berbahan bakar gas, listrik, sampai hidrogen.

Para pemegang merek atau manufaktur yang mau ikutan program itu bisa memilih mau masuk ke jenis sumber penggerak yang ditawarkan.

’’Mengenai insentifnya, nanti kami informasikan jika peraturan sudah diresmikan. Tetapi, untuk yang skema completely built-up/CBU, tetap kami berikan insentif,’’ terang Airlangga. (agf/c14/sof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Uji Kesiapan Panitia, PB WI Gelar Test Event Asian Games


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler