PABSSI Butuh Rp 220 Juta

Kamis, 15 Mei 2014 – 08:47 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Sri Wahyuni Agustiani menjadi salah satu lifter andalan Indonesia dalam Asian Games 2014 di Incheon, 19 September-4 Oktober mendatang.

Bukan hanya untuk level Asian Games, lifter Jabar tersebut juga diharapkan meneruskan tradisi medali Indonesia dalam pentas Olimpiade 2016 Rio de Janeiro.

BACA JUGA: Garuda Muda Pantang Defensif

Dengan beban target yang sedemikian beratnya, sudah seharusnya peraih medali emas pada SEA Games 2013 lalu itu mendapatkan tambahan jam terbang di kejuaraan tingkat dunia. Apalagi, sejak setelah SEA Games bulan Desember lalu, belum sekalipun Yuni - sapaannya - merasakan pentas internasional.

Namun, lagi-lagi persoalan anggaran yang menjadi ganjalan untuk memuluskan niat tampil pada kejuaraan internasional. Terdekat, pada bulan 20-28 Juni mendatang, Yuni dan Syarah Anggraini diharapkan bisa tampil dalam kejuaraan dunia junior di Kazan, Rusia.

BACA JUGA: Tak Ingin Hancur-hancuran Lagi, Persegres Depak Tujuh Pemain

"Itu jika ada uangnya," ujar manajer pelatnas Asian Games angkat besi, Dirdja Wihardja ketika ditemui Jawa Pos di kantor sekretariat PB PABBSI di Senayan, Jakarta, kemarin (14/5).

Surat pengajuan anggaran sudah dikirimkan PABBSI kepada pihak Prima Pratama sejak Selasa lalu (13/5). Anggaran sebesar itu sudah mencakup semuanya, mulai dari biaya hotel selama satu pekan lebih, akomodasi Indonesia-Rusia PP dan selama di sana, pendaftaran, visa, dan doping fee.

BACA JUGA: Sasis Mobil Vettel Diduga Bengkok

Jika dihitung, mulai hari ini masih ada sisa waktu lebih dari satu bulan. Namun, untuk persoalan anggaran ini, pihaknya tidak akan menunggu lama hingga menjelang kejuaraan.

"Terhitung dari pengajuan permohonan, kami berikan waktu sepuluh hari, jika tidak ada jawaban, ya kami tidak akan berangkat. Sayang memang, tapi mau bagaimana lagi," keluhnya.

Meski demikian, Dirdja menegaskan hal yang berbeda akan dilakukan tim pelatih. Mereka tidak akan menunggu sampai dana turun untuk berlatih khusus untuk persiapan kejuaraan itu. Dirdja tetap meminta latihan dilakukan.

"Kami anggap tetap berangkat ke Kazan, kami terus berusaha mempersiapkan anak-anak sebaik mungkin," imbuhnya.

Selain Asian Games, tahun ini lifter-lifter Indonesia dihadapkan dengan prakualifikasi menuju ke Olimpiade Rio, Oktober mendatang. "Kalau menurut saya, ya sebaiknya diberangkatkan, karena ini kan untuk menguji mereka melawan lifter-lifter junior yang kemungkinan juga akan menjadi calon lawannya di Asian Games atau prakualifikasi Olimpiade nanti," sebut Sekretaris Jenderal (Sekjen) PABBSI, Sonny Kasiran.

Disinggung untuk talangan, pria asli Pekalongan ini menolaknya mentah-mentah. Menurutnya, di ajang-ajang sebelumnya pihaknya sudah banyak mengeluarkan anggaran talangan dari kocek sendiri yang bahkan beberapa di antaranya belum dikembalikan Satlak Prima. Nilainya mencapai ratusan juta. "Kalau kami harus menalangi lagi, mau uang dari mana?," tegasnya. (ren)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sembilan Skuat Les Bleus dari Premier League


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler