Paceklik, Bulog Impor Beras

Selasa, 16 Oktober 2012 – 08:10 WIB
JAKARTA – Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso mengakui pembelian beras petani oleh Bulog melambat pada akhir 2012 ini. Sebab, periode Oktober-Desember 2012 merupakan masa paceklik, sehingga penyerapan Bulog kurang dari 10.000 ton per hari.

Padahal Bulog harus mampu menyerap beras petani 4,1 juta ton pada tahun ini untuk memenuhi kebutuhan beras rakyat miskin dan stok akhir 2012 sebanyak 2 juta ton. Hingga saat ini, pengadaan beras Bulog sudah mencapai 3,33 juta ton.

’’Jika penambahan beras oleh Bulog selama November-Desember 2012 hanya 200.000 ton, berarti total pengadaan tahun ini hanya 3,53 juta ton, sehingga harus impor sebanyak 570.000 ton. Dengan demikian volume 4,1 juta ton dapat terpenuhi,” kata Sutarto seusai acara Bedah Buku Jurus Jitu Atasi Krisis Pangan, Pengalaman Mustafa Abubakar Memimpin Bulog, Senin (15/10).

Sutarto menjelaskan, dengan kondisi ini, impor beras sepertinya sulit dihindari. Tapi kalaupun memang harus impor tahun ini, angkanya dipastikan jauh lebih kecil dibandingkan dengan tahun lalu yang sebanyak 1,8 juta ton. ’’Dari angka-angka di atas, kemungkinan impor beras oleh Bulog pada tahun ini berkisar 500.000-770.000 ton, masih lebih kecil dibanding tahun lalu,’’ katanya.

Sutarto menegaskan bahwa pengadaan beras Bulog tahun ini sudah lebih baik, bahkan hampir menyamai pencapaian pengadaan 2008 sebesar 3,6 juta ton. Dalam menggenjot pengadaan beras dalam negeri, Bulog sudah melakukan langkah jaringan semut, di mana perusahaan pelat merah ini langsung kerja sama dengan kelompok tani sehingga pengadaan dalam negeri semakin besar.

Mengenai revitalisasi Bulog, kegiatan usaha di on-farm sudah disiapkan, unit jasa transportasi dan distribusi, serta unit penyaluran komoditas-komoditas pangan strategis. Pemerintah telah memutuskan, dalam rangka revitalisasi, stabilisasi harga tiga komoditas utama akan diserahkan pada Bulog yaitu beras, gula, dan kedelai.

Sutarto melanjutkan, Bulog meraih keuntungan di atas rata-rata sejak 2010 lalu. Menurutnya, Bulog menangguk keuntungan sebesar Rp 800 miliar pada 2010 lalu dan sebesar Rp 900 miliar pada 2011 lalu. ’’Untuk tahun ini belum dihitung tapi pastinya akan tambah besar,’’ katanya.

Pada 2010, Soetarto juga mengaku telah bisa membagikan jasa produksi kepada karyawannya. ’’Kami ingin menjadi perusahaan yang mempunyai kualitas terbaik juga untuk internal,’’ ujar Sutarto. (dri)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 360 Ribu Veteran Tinggal di Rumah tak Layak

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler