Pacu Pemerataan Pembangunan, Bank Mandiri Kucurkan Kredit Infrastruktur Rp 301,77 Triliun

Kamis, 15 Februari 2024 – 10:59 WIB
Bank Mandiri menyalurkan kredit infrastruktur sesuai dengan klasifikasi dalam Peraturan Presiden (Perpers) 38 Tahun 2015 sebesar Rp 301,77 triliun. Foto: dok Bank Mandiri

jpnn.com, JAKARTA - Bank Mandiri konsisten membidik penyaluran kredit infrastruktur untuk mempercepat pemerataan ekonomi di tanah air.

Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Susana Indah Kris Indriati mengatakan upaya ini selaras dengan langkah pemerintah untuk memenuhi prasarana dasar, mendorong konektivitas dan pemerataan antar wilayah.

BACA JUGA: Mantap! Bank Mandiri Borong 2 Penghargaan di Ajang Alpha Southeast Asia 2023

Seperti diketahui, pemenuhan prasarana dasar adalah visi Indonesia 2045.

Bank Mandiri pun menyalurkan kredit infrastruktur sesuai dengan klasifikasi dalam Peraturan Presiden (Perpers) 38 Tahun 2015 sebesar Rp 301,77 triliun hingga akhir 2023.

BACA JUGA: Manjakan Nasabah, Bank Mandiri Tebar Promo dan Diskon Menjelang Imlek

"Nilai tersebut tumbuh 15,95 persen year on year (yoy) dari posisi 2022 sebesar Rp 260,25 triliun," ucap Susana dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (15/2).

Menurut Susana, pembiayaan tersebut disalurkan ke berbagai sub sektor seperti jalan, transportasi, migas dan energi terbarukan, tenaga listrik, telematika, perumahan rakyat dan fasilitas kota, hingga konstruksi.

Kredit ini termasuk untuk pembangunan jalan tol, bandara, pelabuhan, dan jalur kereta api yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat.

“Ini merupakan bentuk komitmen Bank Mandiri untuk terus konsisten menjadi salah satu pendukung penguatan infrastruktur tanah air di luar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN),” ujar Susana.

Bank bersandi saham BMRI tersebut paling banyak menyalurkan kredit infrastrurktur pada sub sektor transportasi yang melonjak 24,79 persen yoy menjadi Rp 78,29 triliun di penghujung 2023.

Lalu, tenaga listrik mengalami peningkatan 18,34 persen persen yoy menjadi Rp 51,50 triliun.

Kemudian, untuk sub sektor telematika naik 13,41 persen yoy menjadi Rp 28,0 triliun pada 2023.

"Juga kucuran kredit infrastruktur untuk sektor migas dan energi terbarukan tumbuh 30,33 persen yoy menjadi Rp 27,74 triliun," ucapnya.

Susana melihat peluang sektor infrastruktur akan terus meningkat ke depannya.

Tim riset Bank Mandiri mencatat belanja infrastruktur bakal meningkat pada APBN 2024 sebesar Rp 423,4 triliun atau naik enam persen dari outlook APBN 2023 yang sebesar Rp 399,6 triliun.

Sedangkan arah kebijakan infrastruktur 2024 akan difokuskan untuk mendukung proyek strategis nasional (PSN) sebagai katalis pertumbuhan ekonomi dalam negeri serta meningkatkan daya saing Indonesia secara berkelanjutan.

Adapun target pembangunan infrastruktur mencakup belanja infrastruktur pelayanan dasar seperti transportasi dan konektivitas, pendidikan, dan kesehatan, serta teknologi, informasi, dan komunikasi.

Susana menegaskan hal itu membuktikan, pembangunan infrastruktur masih dibutuhkan sebagai salah satu mesin pencetak perekonomian yang berkelanjutan kedepannya.

Memegang peran sebagai mitra pemerintah dan agen perubahan, Bank Mandiri meyakini penyaluran kredit infrastruktur akan terus tumbuh.

“Oleh sebab itu, Bank Mandiri akan konsisten mendukung pembiayaan infrastruktur dari hulu ke hilir dengan expertise yang relatif komplit dengan tetap menerapkan prinsip kehati-hatian,” sambung Susana Indah.

Sektor Infrastruktur Berperan dalam Pertumbuhan Ekonomi

Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro menjelaskan sektor infrastruktur memiliki andil yang cukup besar dalam pertumbuhan ekonomi.

“Proyek infrastruktur memiliki multiplier effect yang besar dalam perekonomian termasuk penciptaan kesempatan kerja,” ujar Andry.

Hasil riset Tim Ekonom Bank Mandiri menyebutkan dampak ekonomi proyek infrastruktur yang diprioritaskan pemerintah seperti pembangunan jalan tol, light rail transit (LRT) Jabodetabek, Kawasan Pariwisata dan Kawasan Industri dengan total nilai proyek Rp 430,0 triliun berpotensi meningkatkan pendapatan domestik bruto (PDB) sebesar Rp 690,5 triliun.

Selain itu, terdapat potensi penyerapan 2,4 juta tenaga kerja baru dari pembangunan berbagai proyek infrastruktur.

"Secara jangka menengah dan panjang, pembangunan infrastruktur juga bisa berdampak positif bagi industri turunannya seperti pengadaan listrik dan gas, penyediaan akomodasi makan dan minum, transportasi dan pergudangan hingga industri pengolahan dan properti," tutur Andry.(mcr10/jpnn)


Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Elvi Robiatul, Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler