jpnn.com, SUKABUMI - Perajin di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, siap memproduksi pacul secara massal untuk memenuhui kebutuhan pasar baik dari dalam maupun luar daerah, serta permintaan pengadaan pemerintah.
"Di Kabupaten Sukabumi banyak perajin pacul, mulai di Cibatu, Kecamatan Cisaat, Kalapanunggal, Nyalindung dan lain-lain tentunya ini bisa menjadi peluang bisnis dan mendongkrak pendapatan pandai khususnya perajin alat pertanian ini," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Energi Sumber Daya Mineral (DPESDM) Aam Amar Halim di Sukabumi, Sabtu (30/11).
BACA JUGA: Teten Masduki Bandingkan Kualitas Pacul Sukabumi dengan Tiongkok
Diakuinya masih ada kendala dalam memproduksi cangkul yang tidak hanya keterbatasan alat (teknologi) yang digunakan, tetapi pacul dari Kabupaten Sukabumi belum memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI).
Maka dari itu, pihaknya saat ini tengah berupaya agar pacul yang diproduksi pandai besi dari kabupaten terluas di Pulau Jawa dan Bali ini lolos uji dan sesuai dengan SNI. Standarirasi produk ini sangat penting agar bisa masuk e-katalog pengadaan barang yang dilakukan pemerintah khususnya pusat.
BACA JUGA: Soal Impor Pacul, Waketum Gerindra: Kangmas Jokowi Kenapa Baru Sadar?
Menurutnya, Pemkab Sukabumi pun terus berkoordinasi dengan Kementerian Perindustrian RI terkait SNI agar pacul karya perajin dari Sukabumi bisa sesuai spesifikasi yang diinginkan oleh pemerintah.
Selain itu, selama ini pacul yang dibuat pandai besi baru sebatas permintaan dari rumahan ataupun pasar tradisional dan belum bisa menembus e-katalog padahal perajin pacul jika diminta memproduksi secara maka mereka akan siap untuk memenuhinya.
Apalagi belum lama ini, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki meninjau langsung pembuatan pacul di salah satu bengkel di wilayah Desa Cibatu, Kecamatan Cisaat dan secara tegas cangkul dari Cibatu ini kualitasnya lebih baik dibandingkan dengan produk impor seperti Tiongkok.
Tentunya dengan kedatangan utusan Presiden RI Joko Widodo itu perajin tambah bersemangat untuk membuat cangkul secara massal namun, sebelum itu dilaksanakan pihaknya ingin cangkul Sukabumi sudah ber-SNI.
"Setelah ada SNI kami juga akan melatih para perajin agar pacul yang diproduksinya tersebut sesuai SNI sehingga, bisa diserap oleh pemerintah pusat," tambahnya.
Di sisi lain, Aam mengatakan tidak hanya SNI yang menjadi perhatian Pemkab Sukabumi hingga Kementerian Perindustrian RI, tetapi alat untuk membuat pacul harus berteknologi tinggi.
Selama ini, pandai besi membuat cangkul secara manual yang menyebabkan produksinya terbatas ditambah lagi minimnya regenerasi perajin alat pertanian ini. Dengan adanya alat yang canggih untuk memproduksi cangkul tenaga yang dikeluarkan tidak terlalu besar karena, bisa dikerjakan secara otomatis.
"Maka dari itu, Pemkab Sukabumi berupaya meminta kepada pemerintah usat untuk bisa memberikan bantuan berupa alat produksi pacul. Bantuan yang diberikan kepada perajin ini berupa pembelian secara kredit dalam bentuk alat agar mereka bisa terus berkarya dan mempunyai tanggung jawab," ujarnya. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti