jpnn.com, BLORA - Panggung dan tenda yang megah dan ratusan pedagang kaki lima di seputaran alun-alun, mewarnai kemeriahan malam di Alun-alun kota Blora, Jawa Tengah. Di tempat itu, Sabtu malam 30 September 2017, MPR menyelenggarakan pagelaran seni budaya melalui pementasan wayang kulit sebagai salah satu metode sosialisasi Empat Pilar MPR RI.
Pagelaran yang menampilkan dalang Ki Sigit Ariyanto dengan lakon "Semar Mbabar Jatidiri" dipadati warga masyarakat Blora.
BACA JUGA: Banyak Persoalan Diselesaikan Tak Mengacu Pada Konstitusi
Pagelaran wayang kulit ini dihadiri anggota MPR RI yaitu Dr. Djoko Udjianto (Fraksi Demokrat) Katherine Angela Oendoen (Fraksi Gerindra), dan Siti Fauziah (Kepala Biro Humas Setjen MPR RI). Dari Kabupaten tampak hadir Bupati Blora Djoko Nugroho, Ketua DPRD Kabupaten Blora, dan jajaran pimpinan dan SKPD Kabupaten Blora.
Sebelum menyerahkan tokoh Wayang kepada dalang Ki Sigit Ariyanto sebagai pertanda dimulainya pagelaran wayang kulit ini, Djoko Udjianto mewakili Pimpinan MPR mengatakan, MPR memanfaatkan seni budaya wayang kulit sebagai media sosialisasi karena wayang merupakan seni budaya tradisional Indonesia yang tidak hanya sebagai tontonan tapi juga tuntunan dalam kehidupan masyarakat.
BACA JUGA: Ketua MPR Ajak Anak Muda Peduli Demokrasi
Lakon "Mbabar Jatidiri", kata Djoko, menceritakan tentang sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin agar menjadi pemersatu dan teladan bagi rakyat. "Cerita ini mirip dengan Bung Karno ketika menggali Pancasila, menggali sifat-sifat kepemimpinan, yaitu membangun persatuan bangsa" ujarnya.
"Dalam kondisi bangsa dan negara saat ini, cerita Mbabar Jatidiri dapat memberikan petuah dan dijadikan sebagai refleksi untuk kita agar menjaga keutuhan NKRI.
BACA JUGA: Wakil Ketua MPR: Tokoh Islam Menjaga Indonesia Tak Pecah
Sementara itu, Kepala Biro Humas Setjen. MPR RI Siti Fauziah SE, MM. mengungkapkan, sosialisasi melalui seni budaya merupakan salah satu dari berbagai metode yang sudah dilaksanakan. Sosialisasi Empat Pilar sudah dilakukan dengan berbagai metode, seperti ToT, FGD, LCC, outbound, seminar, dan diskusi.
"Tidak hanya wayang, budaya nusantara sangat variatif. Saat kita melakukan sosialisasi melalui metode ini akan disesuaikan dengan budaya masing-masing daerah," jelasnya.
Yang terpenting, lanjut Siti, pesan-pesan Empat Pilar MPR RI (Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika) dapat tersampaikan ke masyarakat melalui pagelaran seni budaya. Selain itu, MPR terus memperbaiki metode sosialisasi sehingga tidak hanya pengetahuan tapi juga direalisasikan pada perilaku, ujarnya.(adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sosialisasi Empat Pilar MPR Beda dengan P4
Redaktur & Reporter : Friederich