jpnn.com - JAKARTA - Nilai lebih Gubernur Basuki T Purnama alias Ahok di mata masyarakat adalah integritas dan konsistensinya dalam bersikap. Dua kualitas tersebut sangat mendongkrak citranya, terutama di kalangan anak muda.
Namun, semua itu bisa berubah jika sang petahana menelan ludah sendiri dan batal maju pilkada lewat jalur independen seperti yang selama ini dia gembar-gemborkan. Para pendukungnya akan memandang Ahok seperti politikus kebanyakan yang hanya memburu kekuasaan.
BACA JUGA: Wuih...Dicky Candra Masuk Radar DPP NasDem
"Ahok harus konsisten lewat jalur independen. Karena perilaku politisi yang tidak konsisten juga dapat dimaknai sebagai politisi pragmatis dan transaksional," kata pengamat komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH), Emrus Sihombing, Kamis (30/6).
Selain itu, lanjut dia, Ahok juga harus mempertimbangkan perasaan relawan pendukungnya yang tergabung dalam TemanAhok. Pasalnya, mereka telah berkeringat mengumpulkan KTP dukungan hingga lebih dari satu juta, yang sebenarnya sudah jauh melampaui syarat pencalonan jalur perseorangan.
BACA JUGA: Lima Pasangan Berebut Dukungan Gerindra
Emrus mengatakan, relawan TemanAhok boleh dibilang generasi generasi muda yang masih 'polos' politik. Karena itu, TemanAhok pasti akan sangat terpukul atau bahkan trauma, jika dalam pengalaman perdana mereka berpolitik justru dikhianati oleh figur yang selama ini diidolakan.
"Artinya Ahok tidak memberikan pendidikan politik kepada generasi muda. Ahok harus setia kepada TemanAhok," pungkas Emrus. (rmol/dil/jpnn)
BACA JUGA: PPP Tutup Pendaftaran, Hanya Ada Dua Pasang
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pilih Diusung Parpol, Ahok Harus Tanggung Jawab ke 1 Juta Orang
Redaktur : Tim Redaksi