jpnn.com, AMBON - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri Kongres ke-30 Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang dipusatkan di Universitas Pattimura (Unpatti), Kota Ambon, Provinsi Maluku pada Rabu (14/2).
Pada forum itu hadir Ketua MPR Zulkifli Hasan, Ketua DPD Oesman Sapta Odang, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi M Nasir, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, ada juga Gubernur Maluku Said Assagaff.
BACA JUGA: Pak Jokowi Canangkan Revitalisasi 1.000 Rumah Gadang
Tampak juga tokoh senior KAHMI Akbar Tanjung, Ketum PB HMI Mulyadi Tamsir dan Sekjen PB HMI Amijaya, hingga mantan Sekjen PB HMI 1999-2001 Ahmad Doli Kurnia.
Dalam sambutannya, Jokowi menyebut bahwa sebagai negara muslim terbesar, Indonesia sesungguhnya memiliki kemampuan untuk menjadi pemimpin di dunia. Dengan mengusung demokrasi Pancasila, Indonesia juga menjunjung pemahaman Islam yang moderat dan penuh toleransi.
BACA JUGA: Blusukan Pak Jokowi ke Ranah Minang Gerus Suara Prabowo?
"Kita punya modal besar menjadi pemimpin. Islam Indonesia adalah yang moderat, bertoleransi, dan terbuka untuk kemajuan. Kita punya bukti bahwa nusantara kokoh dan bersatu, negara muslim yang sukses berdemokrasi, dan memiliki insan yang hebat, yang memperjuangkan keadilan," ujarnya.
BACA JUGA: Tawa Pak Jokowi Pecah saat Yusri Sebut Rakyat Merdeka
Sambil memuji HMI yang memiliki kader-kader berkualitas, Pak Jokowi mengingatkan bahwa perjalanan bangsa masih panjang. Tantangan dan persaingan global pun menanti setiap langkah para anak bangsa yang selalu dituntut untuk meningkatkan kualitas guna menghadapi persaingan.
Pemerintah, katanya, juga sedang melakukan upaya peningkatan kualitas dan daya saing. Pembangunan infrastruktur yang merata merupakan salah satu bagian dari upaya itu. Apalagi dengan melihat fakta bahwa infrastruktur di wilayah Timur Indonesia yang masih jauh tertinggal. "Prioritas pembangunan infrastruktur jalan, jembatan, pelabuhan, bandara, waduk, dan pembangkit listrik adalah sebuah langkah awal yang dibutuhkan untuk menopang ekonomi nasional kita agar bisa berkompetisi dengan negara lain," ucap suami Iriana itu.
Di hadapan peserta kongres, mantan wali kota Solo itu menampilkan potret kehidupan yang terpampang di layar besar mengenai kondisi masyarakat Papua yang sangat membutuhkan infrastruktur yang sama baiknya dengan yang dinikmati oleh sebagian besar rakyat di Pulau Jawa sejak lama.
"Saya berikan sebuah gambaran jalan di Papua. Berjalan 150 kilometer bisa menempuh dua sampai tiga hari. Kalau ada orang menyampaikan infrastruktur tidak penting, lihatlah kondisi seperti ini," tuturnya.
Keadilan sosial, menurut Presiden, juga harus menyentuh anak-anak bangsa sebagai generasi penerus. Melalui sejumlah program sosial, pemerintah terus berupaya mewujudkan keadilan sosial dan mengurangi kesenjangan.
Hal itu, tambah Jokowi, diwujudkan melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP) untuk menjamin semua anak bisa bersekolah, dan sudah diberikan kepada 18 juta anak. Begitu juga Kartu Indonesia Sehat (KIS) untuk mengakses layanan kesehatan. Program ini telah dinikmati 92 juta warga. (fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pak Jokowi Rela Kehujanan Demi Padat Karya di Tanah Datar
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam