jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Maksimus Ramses Lalongkoe menilai, kecenderungan saat ini calon wakil presiden Sandiaga Uno lebih banyak turun berkampanye dibanding calon presiden Prabowo Subianto.
Pasalnya, Sandi belum dikenal masyarakat Indonesia secara luas. Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta tersebut cenderung baru menjadi pembicaraan masyarakat di media sosial, saat Pilkada DKI Jakarta beberapa waktu lalu.
BACA JUGA: Prabowo â Sandi Soroti Utang Luar Negeri, Ah..gak Ngaruh
"Bisa jadi memang kesengajaan (Sandi lebih banyak turun daripada Prabowo). Karena sandi belum banyak dikenal masyarakat, sehingga harus banyak turun ke masyarakat," ujar Maksimus kepada JPNN, Rabu (17/10).
Menurut pengajar di Universitas Mercu Buana ini, jika langkah Sandi lebih banyak turun dibanding Prabowo merupakan strategi, maka kebijakan itu kurang tepat. Karena tidak akan efektif meningkatkan elektoral secara signifikan.
BACA JUGA: Warga Sumedang Deklarasi Dukung Prabowo - Sandi
"Harusnya mereka sama-sama turun ke masyarakat, sehingga bisa saling memperkuat. Ingat, lawan tanding kali ini itu kan petahana," ucapnya.
Saat ditanya apakah kesan kurang bergairahnya Prabowo turun berkampanye dipengaruhi terungkapnya kasus hoaks Ratna Sarumpaet, Direktur Eksekutif Lembaga Analisis Politik Indonesia ini belum melihat hal tersebut.
BACA JUGA: HUT Prabowo, Gerindra Harus Hadiahkan Kemenangan di Pilpres
"Saya belum melihat penyebabnya karena hal itu (terungkapnya kasus hoaks Ratna Sarumpaet). Tapi kalau ditanya apakah terkait biaya kampanye dan lamanya masa kampanye, bisa saja demikian. Tapi hal ini baru kemungkinan saja," pungkas Ramses.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kubu Prabowo â Sandi Disebut Bakal Ngos-ngosan
Redaktur & Reporter : Ken Girsang