Pak Tedjo Terburuk, Reshuffle Diprediksi Oktober

Kamis, 23 Juli 2015 – 19:34 WIB
Tedjo Edhy Purdijatno. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - JAKARTA -- Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) membeberkan hasil survei terhadap kinerja Kabinet Kerja pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla pada awal Juli ini.

Alhasil, kinerja Kementerian Politik Hukum dan Keamanan yang dipimpin Tedjo Edhy Purdijatno mendapat nilai paling buruk. Berdasarkan survei SMRC, Tedjo hanya mendapat nilai 9,9 persen kepuasan responden.

BACA JUGA: Berharap jadi Partai Pemenang Pemilu 2019

Adapun, Kementerian Kelautan dan Perikanan yang dipimpin Susi Pudjiastuti mendapat rapor terbaik.

Menurut Direktur Eksekutif SMRC Djayadi Hanan menilai kinerja buruk Menkopolhukkam disebabkan beberapa faktor. Di antaranya, kata dia, Tedjo sering menimbulkan kontroversi di masyarakat.

BACA JUGA: Isu Jokowi Janjikan Referendum Papua Jangan Dianggap Sepele

Beberapa pernyataannya termasuk yang menyebut pendukung KPK sebagai orang tidak jelas membuatnya mendapat banyak kritik. Belum lagi  kemampuannya dalam mengkoordinasikan anak buahnya sangat diragukan.

Selain itu, kata dia, Menkumham Yasonna Laoly yang berada di bawah koordinasi Tedjo sering membuat gaduh politik, di antaranya soal surat keputusan pengesahan pengurus PPP dan Partai Golkar.

BACA JUGA: Jokowi Kumpulkan Tokoh Lintas Agama, Berpesan Soal Ini

"(Ini) yang ditangkap masyarakat, yang menyebabkan kinerja Menkopolhukam Tedjo kinerjanya dinilai rendah," kata Djayadi, Kamis (23/7).

Dosen Universitas Paramadina tersebut menyatakan, Presiden Jokowi wajib mengevaluasi kinerja anak buahnya. Apalagi, Jokowi sudah mendapat laporan kinerja enam bulanan yang dibuat Kepala Staf Kepresidenen Luhut Panjaitan.

Kalau memang Menko Tedjo mendapat rapor merah, tidak ada salahnya untuk diganti. Hanya saja, ia memprediksi reshuffle tidak akan dilakukan setelah Lebaran, tapi pada Oktober nanti.

"Ada perbaikan atau tidak di bidang Polhukam, Jokowi bisa beri pertimbangan dipindah atau diganti (Menko Polhukam)," kata Djayadi.

Kalau memang kinerja Menko Tedjo layak diganti, Djayadi menilai ada beberapa kandidat yang layak untuk menggantikannya. Dia pun menyebut figur Moeldoko sungguh ideal memimpin Kemenkopolhukam.

Apalagi, Moeldoko baru saja pensiun sebagai panglima TNI dan tenaganya masih dibutuhkan. "Moeldoko orangnya bagus, kinerjanya tak buruk dan punya prestasi. Selama jadi panglima TNI dia bisa bekerja sama dengan presiden," kata Djayadi.

Hanya saya, ia menggarisbawahi bahwa peluang Moeldoko bisa sebagai kandidat Menkopolhukam, kalau mendapat dukungan politik. Pasalnya, Tedjo menjadi masuk kabinet sebagai representasi dari Partai Nasdem. Kalau Moeldoko tiba-tiba menggantikan Tedjo, ia menyebut, akan muncul resistensi dari partai pimpinan Surya Paloh tersebut. (boy/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Anak Buah Prabowo Sarankan Jokowi Jawab Isu Referendum Papua


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler