Pakai Data KPA, Edhy Prabowo: 41 Orang Tewas dan 940 Petani Dikriminalisasi Selama Era Jokowi

Rabu, 20 Februari 2019 – 14:19 WIB
Ketua Komisi IV DPR RI, Edhy Prabowo. Foto: dok. Humas DPR

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Edhy Prabowo menyayangkan selama debat kedua capres, Minggu (17/2) malam, Joko Widodo atau Jokowi menyampaikan data yang tidak benar.

Padahal, ujar Edhy, Jokowi memiliki instrumen lengkap untuk menyampaikan data. "Aneh rasanya, bila seorang kepala pemerintah memaparkan data yang tidak sahih dan bertabrakan dengan fakta sebenarnya," ungkap Edhy, Rabu (20/2).

BACA JUGA: Sekretaris TKN 01: Prabowo Tidak Memahami Realitas Kompetisi Antarbangsa

Edhy mencontohkan, soal konflik agraria Jokowi bilang hampir tidak ada. Padahal bisa dilihat fakta sebenarnya bahwa Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) merilis, sebanyak 41 orang tewas dan 546 orang dianiaya, 51 orang tertembak dan 940 petani dan aktivis dikriminalisasi selama pemerintahan Jokowi.

Soal impor jagung, Jokowi bilang 2018 hanya impor 180 ribu ton. Padahal aslinya menyentuh angka 730 ribu ton. Begitu juga soal kebakaran hutan yang diakui dapat diatasi padahal masih terus terjadi dan terbilang masih tinggi. Bahkan angka kebakaran hutan di 2018 yakni sebesar 194.757 hektare. Lebih besar ketimbang tahun sebelumnya sebesar 165.528 hektare. "Klaim Pak Jokowi tidak benar," tegasnya.

BACA JUGA: Nyai Tapal Kuda Dukung Jokowi – Kiai Ma’ruf Amin

(Baca juga yang ini ya: Gerindra: Ternyata Negara Memproduksi Hoaks)

Belum lagi kekacauan data soal jumlah produksi beras, produksi sawit, kilometer pembangunan jalan, hingga infrastruktur internet berkapasitas 4G di seluruh Indonesia. "Seluruh data yang disampaikan tidak sesuai dengan kenyataan," katanya.

BACA JUGA: Jokowi Ungguli Prabowo, Jubir TKN: Masyarakat Sudah Pintar

Ketua Komisi IV DPR itu menegaskan bahwa kondisi pangan Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Swasembada pangan masih jauh dari kenyataan. Kondisi hidup para petani juga masih dilanda kecemasan. Petani karet, sawit dan kopra terus menjerit karena harga yang terus anjlok dan mengancam sendi kehidupan. "Keberpihakan pemerintah kepada nasib para petani layak dipertanyakan," kata ketua Fraksi Partai Gerindra di DPR itu.

Edhy menyatakan kinerja yang salah arah, penyampaian data yang tidak benar dan diperparah dengan serangan pribadi kepada Prabowo semakin menunjukkan bahwa Jokowi tidak memiliki cukup unsur untuk seorang pemimpin. Dia menilai Jokowi seperti kehabisan cara untuk menyampaikan gagasan, sehingga harus menyerang sisi pribadi Prabowo.

Meski demikian, ujar dia, seluruh rakyat Indonesia bisa menilai dengan mata kepala sendiri tentang kedewasaan dan kebijaksanaan Prabowo. Prabowo tidak menyerang balik saat pribadinya diserang Jokowi. Prabowo juga tidak emosi, tetap tenang dan menghadapi dengan senyuman. "Itulah "The Real Prabowo" yang perlu diketahui bersama-sama," tegasnya.

Prabowo selalu tegar menghadapi serangan dan tidak pernah ingin balik menyerang. "Pak Prabowo seorang ksatria yang ingin memenangkan pertarungan tanpa merendahkan lawan," kata orang dekat Prabowo Subianto itu. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Raffi Ahmad Ajak Nagita & Rafathar Sowan Kiai Maruf, Ini Hasilnya


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler