jpnn.com - jpnn.com - Proses belajar-mengajar di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Model Kota Jambi kemarin (23/1) terhenti. Pasalnya, siswa-siswinya menggelar unjuk rasa di pelataran halaman sekolah.
Mereka meminta penjelasan kepala sekolah karena bertindak semena-mena. Ada beberapa tuntutan dalam unjuk rasa.
BACA JUGA: Nasib Madrasah, DPR: Jangan Biarkan Ada Kesenjangan
Para siswa mengungkapkan permasalahan yang ada. Mulai dari tutur bahasa kepala sekolah Ibu Jamilah yang kasar dan cara berpakaiannya yang dinilai tidak pantas.
Selain itu, siswa juga mempertanyakan uang-uang kegiatan yang kerap dipotong pihak sekolah. Siswa juga mengaku keberatan dengan adanya uang komite yang dipungut Rp 75 ribu per bulan setiap siswa.
Para siswa juga membacakan sedikitnya 13 kesalahan yang dilakukan oleh Jamilah.
Nopri, salah seorang siswa Man Model yang membacakan kesalahan itu. Pembacaan daftar kesalahan itu dikonfrontasi langsung di hadapan kepala sekolah dan disaksikan oleh ratusan siswa dan guru.
Kemarin (23/1) ratusan siswa sepertinya belum puas dengan penjelasan Jamilah. Para siswa meminta Jamilah untuk klarifikasi dengan menggunakan data.
“Besok (hari ini) masih akan dilanjutkan, kami minta Ibu menjelaskan dengan data, jangan hanya omongan saja,” ungkapan salah satu siswa.
Menanggapi hal ini, Kepala MAN Model Jambi, Jamilah mengaku tidak mempersoalkan cara-cara para siswa tersebut dalam menyampaikan aspirasinya.
“Bagi saya tidak jadi persoalan, bagaimanapun bentuk dan caranya, saya terima. Ini bagian dari demokrasi. Saya tidak merasa dipermalukan. Itulah cara anak-anak menyampaikan aspirasinya, maklumlah,” katanya.
Jamilah juga membantah semua tuduhan yang dialamatan siswa kepada dirinya, termasuk penggunaan anggaran BOS dan lainnya.
“Penggunaan anggaran di sekolah ini banyak dipantau dan diaudit oleh pihak lain. Saya tidak berani macam-macam,” ujarnya.
Menanggapi protes siswa terhadap cara berpakaian dan tutur bahasa yang kasar. Ia mengaku tidak mempermasalahkan hal itu, ia bahkan berjanji akan mempebaikinya.
“Karena sayo pimpinan, anak jadi menyorot sayo. Terimo kasihlah, anak masih mengingatkan sayo. Jika itu memang kurang pantas untuk anak, tentu akan saya perbaiki. Tidak ada masalah,” kata Jamilah di ruang Kepala Sekolah (23/1).
Iqbal, Kepala Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Kota Jambi mengaku sudah mendapat informasi itu.
Ia sudah berencana akan memanggil Kepsek MAN Model. Permasalahan itu harus diklarifikasi oleh kepala sekolah Man Model.
“Kita akan turunkan tim untuk cek ke lapangan. Kita harus objektif,” tegasnya.
Jika memang terbukti ada kesalahan, akan ada tindakan yang dilakukan Kemenag.
“Akan kita kembalikan ke mekasime aturan. Tidak dipecat, bisa saja dikembalikan menjadi guru biasa,” katanya.
Permasalahan ini juga akan dikonsultasikan ke Kanwil Kemenag Provinsi Jambi. “Kebijakan terakhir ada di kanwil Kemenag,” pungkasnya. (hfz)
Redaktur & Reporter : Soetomo