Pakar Biologi Molekuler Sebut 3M dan 3T Efektif Mengendalikan Pandemi Covid-19

Senin, 14 Desember 2020 – 20:23 WIB
Warga mengenakan masker. Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Konsultan Biologi Molekuler Independen Ahmad Rusdan Handoyo Utomo, Ph.D. mengatakan penerapan protokol 3M dan pengendalian dengan 3T secara ketat, efektif mengendalikan pandemi COVID-19, meski tanpa vaksin.

"Jadi, yang perlu diingat bahwa pandemi ini bisa dikendalikan tanpa vaksin, tetapi memang perlu penerapan 3M dan 3T yang sangat ketat dan masif," kata Ahmad dalam Kelas Umum Pandemi yang diselenggarakan secara virtual oleh sukarelawan Lapor COVID-19 dan Komunitas Jalansutra di Jakarta, Senin (14/12).

BACA JUGA: Wali Kota Pontianak: Meski Vaksin Sudah Datang, 3M Harus Tetap Diterapkan

Ahmad mengatakan bukti bahwa pandemi COVID-19 bisa dikendalikan tanpa vaksin dapat dilihat dari China.

Menurutnya, China sudah mulai mengendalikan COVID-19 pada awal Maret, setelah mereka melakukan upaya pengendalian dengan penguncian wilayah, dengan 3T yaitu pemeriksaan, penelusuran dan penanganan, serta protokol 3M dengan memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak secara ketat dan masif.

BACA JUGA: Satgas Covid-19 Minta Masyarakat Membuka Diri Melakukan 3T

BACA JUGA: Ingat! 3M dan 3T untuk Memutus Penularan COVID-19

"Kalau saya gambarkan, kita punya ban yang bocor. Kalau kita bicara untuk mengendalikan, tentu harus mengendalikan bocor yang besar. Bocor yang besar ini dengan 3M dan 3T. Dengan itu lubang besar dari pandemi bisa ditutup. Namun, kalau ada lubang-lubang kecil itu bisa ditutup dengan vaksin," katanya.

Ia mengatakan bahwa vaksin memang penting dalam penanggulangan wabah COVID-19.

Namun, vaksinasi bukanlah satu-satunya cara untuk mengatasi wabah tersebut.

Meskipun vaksin COVID-19 sudah ada, upaya penanganan COVID-19 dengan 3M dan 3T tidak serta-merta bisa berhenti.

Vaksin yang tersedia saat ini jumlahnya masih sedikit dan baru diprioritaskan untuk kelompok orang yang paling berisiko terkena COVID-19 terlebih dahulu.

Dengan demikian, waktu yang dibutuhkan untuk benar-benar dapat mengendalikan wabah COVID-19 di Indonesia masih sangat lama.

Oleh karena itu, penerapan protokol kesehatan dengan 3M oleh masyarakat dan upaya pengendalian dengan 3T oleh pemerintah harus terus menerus dilakukan, sehingga potensi infeksi COVID-19 dapat makin dibatasi.

Protokol 3M dan 3T perlu terus menerus dilakukan, bahkan setelah ada vaksin karena virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19, sangat mudah menular.

Sehingga, penyebaran virus tersebut akan menjadi makin tidak terbendung jika masyarakat abai menjalankan protokol 3M.

"Jadi perlu diingat, virus ini mudah sekali menular tanpa gejala, sekitar 40 persen. Artinya, di sini penting namanya physical distancing, jaga jarak, pakai masker, cuci tangan, karena itu memang riil. Jadi itu bukan sekadar mantra yang membosankan. Namun, yang paling penting. Setelah itu, pemerintah membantu dengan 3T, yaitu testing, tracing dan treatmen," kata Ahmad. (antara/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler