jpnn.com - JAKARTA - Guru besar di Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Semarang (USM) Haslina menilai gagasan dan kebijakan Ganjar Pranowo soal pertanian layak diterapkan secara nasional.
Menurut Prof Haslina, gagasan dan kebijakan Ganjar di bidang pertanian sudah teruji di Jawa Tengah.
BACA JUGA: Soal Bisik-Bisik Jokowi, Ganjar Menjawab Singkat, Lalu Tersenyum
Ganjar dianggap berhasil menangani pertanian dari hulu hingga hilir.
Prof Haslina memandang Gubernur Jateng dua periode itu telah menjadikan Jateng swasembada beras, serta mendorong diversifikasi pangan dan menjaga kestabilan harga produk pertanian.
BACA JUGA: Jokowi Mengaku Berbisik-Bisik kepada Ganjar, Hasto PDIP Tangkap Sinyal Kuat
"Itu bisa dilakukan Pak Ganjar di Indonesia. Apa yang terjadi di Jateng merupakan contoh baik. Dari ketahanan pangan, stabilitas harga terjaga dengan baik, perluasaan kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan. Pemberdayaan masyarakat miskin juga berjalan dengan baik" katanya.
BACA JUGA: Jelas, Jokowi Sudah Bicara Pelantikan Ganjar sebagai Presiden
Haslina bilang, jika nanti Ganjar terpilih sebagai Presiden Indonesia, kesuksesan terkait ketahanan pangan di Jateng bisa direplikasi di wilayah lain, bahkan untuk skala nasional.
"Sukoharjo berhasil surplus tinggi dalam produksi serealia, umbi-umbian, dan beras. Harapannya surplus tersebut bisa terjadi di seluruh daerah Indonesia," ujarnya.
Ganjar memiliki beberapa langkah strategis menjaga pertanian, antara lain:
- Gerakan lumbung pangan.
- Gerakan tanam pangan di pekarangan.
- Pendampingan dan akses permodalan terhadap UMKM pengolah pangan lokal.
"Dari beberapa pilihan itu, saya pikir semuanya sudah terlaksana. Hanya belum semuanya ditindaklanjuti. Mungkin butuh proses secara bertahap," tutur Haslina.
"Selama ini, contoh saja yang sudah riil terlaksana, seperti kami dari akademisi, ikut berpartisipasi pada kegiatan sebagai juri dan narasumber pada lomba kreasi pangan lokal beragam, bergizi seimbang, dan aman (B2SA) berbasis sumber daya lokal," imbuhnya.
Selama memimpin Jateng, Ganjar menjaga ketahanan pangan dalam kondisi baik, terutama dalam hal menjaga stabilitas harga pangan.
Haslina juga melihat upaya Ganjar dalam pemberdayaan masyarakat miskin serta mengantisipasi kerawanan pangan.
Ganjar menginisiasi berdirinya Badan Usaha Milik Petani (BUMP), yang merupakan badan usaha yang dibentuk, dimiliki, dan dikelola oleh petani.
Saat ini, BUMP sudah berdiri di sejumlah daerah di Jateng. Di antaranya di Sukoharjo, Banyumas, Blora, Jepara, Kebumen, Purbalingga, dan Pati.
Selama Ganjar menjabat sebagai gubernur, Jateng merupakan salah satu daerah lumbung beras nasional.
Dengan swasembada beras, Jateng mampu memenuhi kebutuhan pangan sendiri tanpa mendatangkan beras dari daerah lain.
Beras yang dihasilkan Jateng juga dikenal di tingkat internasional. Sejumlah negara menjadi tujuan ekspor beras dari Jateng, dan membawa citra positif bagi produk pertanian Indonesia.
Beras premium organik dari Sragen diekspor ke Arab Saudi. Beras organik Semarang ke Arab Saudi dan Yaman.
Selain itu, Wonogiri juga terlibat aktif dalam perdagangan internasional dengan mengekspor beras ke beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, Prancis, Italia, Singapura, dan Malaysia.
Prestasi Jateng merupakan hasil kerja keras dari petani dan dukungan Ganjar dalam meningkatkan produksi dan kualitas beras.
Para petani di daerah penghasil beras terbesar di Jateng, seperti di Grobogan, Sragen, Cilacap, Demak, Pati, Blora, Brebes, Pemalang, dan Wonogiri, berkontribusi besar dalam pencapaian swasembada beras. (*/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan