Paket Insentif Ekonomi dari Pemerintah Jadi Angin Segar bagi Industri Otomotif

Senin, 23 Desember 2024 – 09:38 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan pemerintah telah meluncurkan sebanyak 15 insentif kebijakan di bidang perekonomian, salah satunya difokuskan pada sektor otomotif. Foto: Dokumentasi Kemenko Perekonomian

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah telah meluncurkan sebanyak 15 insentif kebijakan di bidang perekonomian yang akan diberlakukan sejak 1 Januari 2025 mendatang.

Salah satu sektor yang menjadi fokus pemerintah dalam pemberian insentif tersebut, yakni sektor otomotif.

BACA JUGA: Ada 3 Program Diskon Menjelang Nataru, Menko Airlangga Targetkan Rp 80 Triliun Tercapai

Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara menyampaikan pemberian insentif tersebut dapat menjadi angin segar bagi industri otomotif di tengah kondisi ketidakpastian saat ini.

Kebijakan insentif fiskal untuk EV yang telah diberlakukan pemerintah dari beberapa tahun terakhir dinilai optimal dalam mendorong adopsi dan perkembangan kinerja industri kendaraan listrik.

BACA JUGA: Ini 15 Stimulus Kebijakan Ekonomi Pemerintah untuk Kesejahteraan Masyarakat di 2025

“Kemudian yang belum pernah diberikan itu adalah insentif fiskal untuk hybrid ya. Hybrid itu kan mendapat insentif tiga persen ya. Nah, hybrid itu belakangan juga mendapatkan minat dari masyarakat. Nah, sekarang tahun 2025 ini akan diberikan insentif tiga persen. Harapannya adalah sebelum diberikan insentif saja sudah minatnya banyak. Apalagi kalau diberikan insentif dan ini nampaknya sangat positif ya,” ujar Kukuh dalam keterangannya, Senin (23/12).

Selain mengapresiasi pemerintah terkait pemberian insentif bagi sektor otomotif, Kukuh juga menyebutkan hal yang menarik dari pemberian insentif tersebut, yakni persyaratan yang diberlakukan.

BACA JUGA: YLKI: Diskon Listrik 50% Beri Manfaat untuk Daya Beli dan Pemulihan Ekonomi Masyarakat

Kendaraan-kendaraan yang akan diberikan insentif harus memenuhi syarat yakni produksi dilakukan di Indonesia.

"Dengan demikian diharapkan dapat memberikan snowball effect, seperti mendorong penciptaan lapangan pekerjaan, hingga mampu memberi dampak signifikan ke kondisi perekonomian nasional," ujar Kukuh.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan sektor otomotif nasional mampu menjadi salah satu sektor yang memiliki kinerja optimal dalam mendukung pertumbuhan ekonomi.

Sebagai upaya antisipatif dalam memasuki tahun 2025, pemerintah telah meluncurkan sebanyak 15 insentif kebijakan di bidang perekonomian.

Salah satu sektor yang menjadi fokus pemerintah dalam pemberian insentif tersebut yakni sektor otomotif.

Sejumlah insentif otomotif tersebut, mulai dari PPN Ditanggung Pemerintah (DTP) untuk Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) atau Electric Vehicle (EV) dengan rincian sebesar 10 persen atas penyerahan EV roda empat tertentu dan EV bus tertentu dengan nilai TKDN paling rendah 40 persen, dan sebesar 5 persen atas penyerahan EV bus tertentu dengan nilai TKDN paling rendah 20 persen sampai dengan kurang dari 40 persen.

Kemudian PPnBM DTP EV sebesar 15 persen atas impor KBLBB roda empat tertentu secara utuh (Completely Built Up/CBU) dan penyerahan KBLBB roda empat tertentu yang berasal dari produksi dalam negeri (Completely Knock Down/CKD), Pembebasan Bea Masuk EV CBU sebesar 0 persen sesuai program yang sudah berjalan, serta Pemberian insentif PPnBM DTP sebesar 3 persen untuk kendaraan bermotor bermesin hybrid.

“Paket Kebijakan Ekonomi ini dirancang untuk melindungi masyarakat, mendukung pelaku usaha terutama UMKM dan industri padat karya, dan menjaga stabilitas harga serta pasokan, serta sekaligus dalam rangka mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Menko Airlangga dalam konferensi pers terkait Paket Kebijakan Ekonomi untuk Kesejahteraan, Senin (15/12) lalu. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler