Diketahui jika paket tersebut merupakan peluru senapan api yang diisi bubuk mesiu. Akibat ledakan itu, Handoko, salah satu karyawan pun mengalami luka bakar di tangan. Dia dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis.
Salah satu karyawan, Zainudin (23), warga Desa Sarewu, Kabupaten Kuningan mengatakan, paket yang meledak itu merupakan titipan seorang pelanggan untuk dikirim ke daerah Jawa Tengah. Ternyata, paket yang terdiri dari 4 kardus kecil itu, berisi peluru senapan api yang berisi mesiu. "Satu paket berisi sekitar empat kardus ukuran korek api," katanya kepada Radar, kemarin.
Menurut Zainudin, paket itu sebetulnya sudah dikirim ke kantor pengiriman pusat di Jl Pemuda Kota Cirebon. Namun, entah kenapa paket itu dikembalikan. Ternyata, sesampainya di konter, ledakan terjadi. Sontak seisi kantor pun panik dan segera menghubungi polisi. Ditanya apakah Zainudin mengetahui isi paket tersebut sejak awal, Zainudin mengaku mengetahui, namun sebatas tahu dari pemilik barang saja.
"Awalnya saya tidak tahu, karena pemilik barang bilangnya cuma bohlam saja. Tahunya meledak, pas sedang ditaruh di meja dan tangan bos saya sedang berdekatan dengan paket itu," kata Zainudin, saat dimintai keterangan di lokasi.
Ditanya kepastian bentuk dari isi paket itu, Zainudin rupanya tidak mengetahui dengan jelas. Dia hanya mengetahui jika 1 di antara 3 paket sebelum meledak di kantornya, sudah dalam keadaan hangus. "Nggak begitu jelas sih, karena satu kotak kecil sudah hangus. Setelah itu, satu kotak lagi meledak di sini," ujarnya.
Menurut Zainudin, pengirim barang yang belakangan diketahui bernama Wim Sugianto (34), warga Jl Gunung Malabar 2 nomor 150, Kelurahan Kecapi, Kecamatan Harjamukti itu, sering menggunakan jasa kantor Zainudin untuk mengirim barang. Namun, apa jenis barang kiriman itu Zainudin tidak tahu pasti. Karena yang melakukan pengecekan adalah kantor pusat.
Pantauan Radar (Grup JPNN), setibanya di konter Jl Ciremai Raya itu, nampak pintu kantor sudah dipasang garis polisi. Tidak lama, polisi pun datang kembali ke lokasi itu, untuk melakukan olah TKP. Setelah tim identifikasi mengambil beberapa foto, mereka pun balik kanan, menuju kantor pusat di Jl Pemuda. Radar melihat warga sipil duduk di antara para polisi. Belakangan diketahui jika pria itu merupakan pemilik barang paket yang meledak.
Radar pun menyambangi kantor pengiriman barang di Jl Pemuda. General Manager pengiriman barang, Daneci menyebutkan ledakan di konter itu sebetulnya terjadi untuk kedua kalinya. Pada malam hari, Rabu (10/10) sekitar pukul 22.00 WIB, paket itu sempat meledak satu kali. Karena bertujuan untuk konfirmasi, maka paket itu dikembalikan ke konter Jl Ciremai Raya, agar dikonfimasikan ulang kepada pemilik barang.
"Jadi pemilik barang itu mengirim paket melalui konter Jl Ciremai. Sekitar pukul 18.00 WIB, melalui patugas pusat Pak Edi, kami biasa mengambil paketnya dari tiap konter. Seperti biasa sebelum diberangkatkan pada jam 22.00 WIB, karyawan melakukan pengecekan barang masuk, dan mengklasifikasikan sesuai dengan area pengiriman. Entah terguncang atau apa, saat itu juga paket tiba-tiba meledak," ujarnya.
Menurut Daneci, ledakan dari paket itu mengeluarkan percikan dan suara layaknya petasan. Saat kemasan paket mengalami kerusakan, sehingga peluru kecil keluar dari kemasan. "Saat itu memang yang meledak hanya satu. Akhirnya barang itu kami pisahkan, kami pending pengirimannya. Dengan maksud akan kami klarifikasi ke konter penerima awal esok harinya," tuturnya.
Pada Kamis (11/10) sekitar pukul 11.00 WIB, Handoko datang ke kantor pusat untuk mengambil ATK. Bersamaan dengan itu, Daneci pun menitipkan paket agar dikonfirmasi kepada pengirim. Namun, pada pukul 14.00 WIB, Daneci mendengar kabar jika paket itu kembali meledak. "Saat menyerahkan paket itu, kami juga memberi tahu Handoko, jika paket itu sempat meledak. Mungkin mengalami goncangan lagi, makanya meledak untuk kedua kalinya," ujar dia.
Ditanya kenapa tidak segera melapor polisi, padahal menemukan paket mencurigakan, Daneci pun berkilah. Salah satu alasan tidak segera melapor, lantaran ledakan itu kecil dan tidak menelan korban. Namun, untuk mengantisipasi adanya ledakan ulang, Daneci merendam sisaan peluru yang sudah meledak ke dalam air. "Koordinator kami melaporkan ledakannya kecil, tidak menelan korban," tukasnya.
Didesak terkait bagaimana sistem pengecekan barang, sehingga tidak meloloskan barang yang membahayakan, Daneci mengatakan sudah melakukan pengecekan sesuai SOP. "Kita punya lima personil yang bertugas mengecek, sebelum paket itu dikirim dan disaksikan petugas keamanan. Tapi memang pengecekan itu secara manual. Kami harus mengakui, jika sistem koordinasi ini harus kami tingkatkan," akunya.
Perihal identitas penerima paket, Daneci hingga kemarin belum mengetahui secara pasti. "Kami belum tahu identitas penerima paket, karena yang memiliki memang konter kami. Terlebih semua data juga sudah diamankan polisi," tuturnya.
Sementara itu, Kapolres Cirebon Kota, AKBP Asep Edi Suheri, melalui Kasat Reskrim Polres Ciko, AKP Dony Satria Wicaksono, didampingi KBO Reskrim, Iptu Ahmad Ansori mengatakan, pemilik barang merupakan orang yang berkecimpung dalam bisnis jual beli online. Kesimpulan sementara ini, paket peluru bermesiu itu dipesan untuk keperluan berburu. Namun, untuk motif dan keterangan lebih lanjut mengenai peluru bermesiu itu, polisi masih melakukan pendalaman. "Kita masih lakukan pemeriksaan terhadap pemilik barang. Jadi untuk motif lebih jelasnya, kita akan ketahui nanti," katanya.
Pantauan Radar, hingga pukul 17.00 WIB. Selain memeriksa pemilik barang, polisi juga memeriksa beberapa karyawan pengiriman barang tersebut. Sejumlah barang bukti berupa paket yang meledak, berikut data identitas penerima barang, sudah dikantongi polisi, untuk pemeriksaan lebih lanjut. (atn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bentrok, Dua Mahasiswa Tewas
Redaktur : Tim Redaksi